Inspirasi ala Najwa Shihab untuk Para Sarjana Baru dalam Wisuda STHI Jentera
Berita

Inspirasi ala Najwa Shihab untuk Para Sarjana Baru dalam Wisuda STHI Jentera

Setiap sarjana membawa amanah tanggung jawab kepublikan. Terutama di tengah masa sulit pandemi Covid-19.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 3 Menit

Tidak hanya berkarier sebagai pekerjaan, Najwa mengajak para sarjana baru untuk ingat berkontribusi bagi bangsa. Terutama bagi lulusan STHI Jentera yang memiliki slogan sebagai sekolah para pembaru hukum.  Secara khusus Najwa menyinggung disiplin dalam kode etik profesi. “Tidak ada gunanya bicara pentingnya penegakkan hukum jika tidak berdisiplin menghormati standar, asas, dan kode etik. Daya tahan untuk disiplin adalah aset paling berharga untuk merawat demokrasi kita,” ujarnya.

Najwa menyoroti demokrasi Indonesia yang tengah bermasalah bahkan memburuk di tengah pandemi Covid-19. Ia menyebutnya inflasi kekuasaan yang menggerus partisipasi publik dalam kehidupan bernegara. Polarisasi politik cenderung menguat pada kekuasaan negara. Akibatnya ruang publik banyak diintervensi agar tidak mengganggu Pemerintahan. “Ini adalah era ketika warga dianggap sekadar voter dan konstituen dengan rela menjadi fanboy dan fangirl,” kata Najwa.

Najwa berharap para sarjana hukum STHI Jentera menjaga idealisme dan tanggung jawab berkontribusi untuk masyarakat yang lebih baik. Ia mengingatkan agar tidak disibukkan sekadar mencari kenyamanan individual dalam berkarier. “Kita semua diikat oleh tanggung jawab kepublikan. Apalagi sebagai sarjana hukum, bertanggung jawab mengatakan yang benar dan yang salah,” katanya lagi.

Najwa mengaku gelar sarjana hukum yang dimilikinya menjadi tanggung jawab tersendiri meski berkarier di luar bidang hukum. Kontribusi kepada publik harus terus diupayakan dalam berkarier. Itu dianggapnya sebagai tanggung jawab personal.  “Saya sangat berharap semoga semua pembelajaran di STHI Jentera bisa membantu bersikap benar di saat yang tepat, insya Allah,” Najwa menutup orasinya.

STHI Jentera didirikan pada 1 Juli 2011 di bawah pengelolaan Yayasan Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (YSHK). Mulai tahun akademik 2015/2016, STHI Jentera resmi menyelenggarakan program studi sarjana Ilmu Hukum. “Perubahan adalah keniscayaan, kami sudah membekali mahasiswa dengan kemampuan menghadapi situasi yang terus berubah,” kata Ketua STHI Jentera, Yunus Husein.

Selain Yunus, hampir semua pengajar STHI Jentera adalah profesional hukum yang aktif berpraktik selain menjadi akademisi. Yunus sendiri tercatat pernah berkiprah sebagai Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pertama. STHI Jentera memiliki visi terwujudnya pendidikan tinggi hukum yang menggerakkan pembaruan hukum di Indonesia. Hingga saat ini STHI Jentera sangat selektif memilih calon mahasiswa dan menyediakan sejumlah beasiswa khusus bagi calon mahasiswa berprestasi.

Tags:

Berita Terkait