Ingin Punya Firma Hukum Sendiri? Ini Tipsnya!
Utama

Ingin Punya Firma Hukum Sendiri? Ini Tipsnya!

Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam mendirikan firma hukum adalah pemilihan nama firma. Apakah nama yang digunakan nantinya dapat menjual kualitas layanan firma atau sebaliknya. Selanjutnya yang tak kalah penting soal pemilihan partner.

Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit

 

Setelah firma memperoleh klien, sambung Chalid, hal yang harus konsisten dijalankan adalah profesionalisme sebagai seorang lawyer mulai dari kinerja seperti kecepatan lawyer merespons email dari klien, report kepada klien soal perkembangan perkara yang ditangani. Jika itu klien asing maka jangan mudah mengatakan paham sampai betul-betul paham. Cara berpakaian juga menggambarkan profesionalisme seorang lawyer.

 

(Baca Juga: Seluk Beluk Membuka Kantor Hukum di Singapura)

 

Tak jauh berbeda dengan Chalid, Managing Director of EasyHelps, Catherine L Ary mengatakan, teman yang dapat ber-partner dalam jangka panjang memiliki visi dan misi yang sama dan sesuai dengan tujuan firma hukum yang dibangun adalah kunci atas keberhasilan suatu firma hukum.

 

Selanjutnya dalam pemilihan nama firma, Catherine menyebut tak mesti menggunakan nama founder, mengingat kemungkinan jika suatu saat founder mengundurkan diri perlu dipikirkan betul karena itu akan berpengaruh besar terhadap klien.

 

Jadi sejak awal hendak mendirikan firma itu maka kemungkinan-kemungkinan tersebut harus sudah dipikirkan dengan matang,” kata Catherine.

 

Adapun hal penting yang sering dilupakan lawyer, kata Catherine, adalah soal management kantor advokat, seperti penghitungan modal, investasi, rencana keuangan dan pelaporan keuangan. Penting sekali untuk dibicarakan berapa persen dari income yang didapatkan akan dimasukan dalam kas kantor, untuk keuntungan partner dan berapa persen diberikan kepada lawyer laindan tim handling (staff yang dipekerjakan).

 

“Disiplin management keuangan itu sangat penting. Sebagai pelajaran banyak firma hukum baru yang cepat tutup karena tak disiplin soal ini,” kata Catherine.

 

Biasanya, sambungnya, law firm yang tak disiplin soal keuangan akan dengan mudahnya mencampuradukkan kekayaan kantor dengan kekayaan pribadi partner, baik itu partner dengan mudahnya mengambil ‘uang’ dari kantor atau partner yang terus menerus memodali kantor yang tak kunjung mendapat ‘untung’.

Tags:

Berita Terkait