Ikadin Kembali Bentuk Kepengurusan
Utama

Ikadin Kembali Bentuk Kepengurusan

Otto Hasibuan juga mengumumkan kepengurusan Ikadin pimpinannya, menyusul Ikadin versi Teguh Samudera.

CRM/ISA
Bacaan 2 Menit

 

Siap rujuk, tapi...

Meski tidak mengakui Ikadin versi Otto. Teguh menyatakan siap untuk �rujuk'. Kita kan satu keluarga, tegasnya. Hanya saja, proses rujuk itu harus dilakukan secara �baik-baik'. Tidak asal lebur saja, tandasnya.

 

Teguh menerangkan, saat ini, permintaan rujuk disertai ancaman pencabutan kartu anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI). Emang PERADI milik dia. Dia kan cuma salah satu pengurus, tegasnya. Menurut Teguh, itu merupakan bentuk pelanggaran hak azasi advokat. Itu juga bentuk penyalahgunaan wewenang dan jabatan. Tidak demokratis kalau itu sampai dilakukan, jelasnya. Ia menuturkan, seherusnya advokat harus akomodatif dan bersatu padu dengan advokat lainnya. Masa advokat saling musuhan. Saling ancam mengancam, terangnya.

 

Sampai berita ini diturunkan, Otto belum bisa dimintai tanggapannya. Namun Simorangkir, Wakil Ketua Umum Ikadin kubu Otto membantah tudingan Teguh. Teguh itu orang yang cukup besar bagaimana bisa ditekan, jelasnya.

 

Menurutnya, pencabutan kartu anggota PERADI bukan wewenang Ikadin. Hanya saja, terkait dengan kepengurusan PERADI, Ikadin berwenang untuk merekomendasikan anggotanya, misalnya sebagai pengurus PERADI. Kalau Teguh bukan anggota Ikadin lagi, tentu segala bentuk rekomendasi yang ada hubungannya dengan PERADI akan hentikan, tegas pria yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Kehormatan Nasional PERADI. Begitu pula terhadap pelanggaran terhadap kode etik dan aturan organisasi. Ikadin dapat merekomendasikan kepada PERADI  untuk melakukan pemeriksaan, tandasnya.

 

Leonard Simorangkir menambahkan sebetulnya tak ada perpecahan dalam Ikadin. Kalau ada Ikadin lain, itu kan hanya sempalan, tuturnya. Oleh karena itu, Leo berpendapat penyelesaian permasalahan yang menyelimuti Ikadin tak bisa dikategorikan �rujuk'. Rujuk itu kan suami istri berpisah, kemudian bersatu lagi. Sementara Ikadin hanya ada satu, tegasnya.

 

Leonard menambahkan perpecahan itu tidak semata-mata dipicu oleh perbedaan pendapat yang muncul saat munas. Kalau berbeda pendapat biasa saja, tentu setiap orang berbeda pendapat, jelasnya. Sayangnya perbedaan pendapat semakin dipicu, dibesarkan dan dikobarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Itu yang jadi soal, tandasnya.

Tags: