Menurut Sarlito, yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman agama, pendidikan kesehatan, dan pendidikan seks. "Selain itu, dengan membuat situs-situs yang lebih bersifat mendidik," katanya.
Dua pendapat
Ada dua pendapat yang membahas perkembangan situs pornografi ini, terutama mengenai sikap yang harus diambil. Pertama, pornografi internet ini harus dilarang. Kemudian kedua, yang melihat bahwa informasi itu adalah hak dari individu.
Pendapat yang pertama, pornografi di internet haruslah dilarang. Secara teknologi, hal itu mungkin dapat dilakukan. Banyak situs-situs yang menyediakan fasilitas ini dan dapat di-download. Contohnya adalah www.cyberpatrol.net, www.cybercop.com, dan masih banyak lagi.
Menurut Roy, pemasangan fasilitas tersebut pada komputer tidak menyelesaikan masalah dari pornografi di internet itu sendiri. "Menghambat memang benar, tapi tidak membatasi hal ini. Indonesia pernah melakukan hal itu, tapi tidak berhasil. Orang akan mencoba mengakses melalui jalur yang lain," kata Roy.
Pendapat yang kedua lebih menekankan pada kebebasan untuk memperoleh informasi, termasuk di dalamnya pornografi. Pasalnya, informasi adalah hak dari setiap individu dan hal ini dijamin dalam RUU Kebebasan Informasi. "Perolehan informasi itu tidak perlu dilarang. Yang perlu dilarang adalah penyebaran dari informasi tersebut," tegas Roy.
Roy yang juga konsultan multimedia itu menyatakan bahwa yang perlu dilakukan adalah dengan melokalisasi situs-situs porno tersebut, sehingga keberadaannya dapat dikontrol.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan pemahaman kepada pengguna, khususnya anak-anak, dalam memanfaatkan dan atau menggunakan informasi tersebut. "Cyberporn merupakan proses pendewasaan. Orang bisa memilah dan kemudian memilih mana yang baik bagi dirinya," kata Roy.