Dua Pekan Pasca Putusan ICJ, Israel Terus Membangkang
Mengadili Israel

Dua Pekan Pasca Putusan ICJ, Israel Terus Membangkang

Alih-alih tunduk dan menjalankan putusan dari Mahkamah Internasional, Israel nampaknya mengabaikan keputusan tersebut hingga terus menewaskan ratusan warga sipil hanya dalam beberapa hari di Gaza pasca putusan provisional measures dibacakan.

Ferinda K Fachri
Bacaan 4 Menit

Tak hanya memakan korban jiwa, aksi Israel juga melukai sejumlah orang dan terus menargetkan serta mengepung Rumah Sakit Al-Amal dan markas besar PRCS selama 12 hari berturut-turut. Penembakan berat dan langsung yang dilakukan pihak Israel jelas telah menghalangi keluar-masuknya orang-orang termasuk pergerakan ambulans dan kru bantuan.

Namun, Israel nampak membantah klaim yang diberikan PRCS. Pada Selasa (30/1/2024), Juru Bicara Militer Israel menyatakan tidak ada penyerbuan ke rumah sakit, masuk ke dalamnya, atau perintah apapun kepada orang-orang untuk keluar dengan todongan senjata.

“Brigade Khan Younis milik Hamas membual bahwa mereka akan melawan IDF (tentara Israel), mereka telah dibubarkan, dan saya beritahu Anda di sini, kami sedang menyelesaikan misi di Khan Younis dan kami juga akan mencapai Rafah dan melenyapkan semua orang di sana yang merupakan teroris yang mencoba menyakiti kita,” ucap Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dikutip dari The New Arab, Kamis (1/2/2024).

Nampaknya Israel enggan menghentikan serangannya dan mengindahkan putusan ICJ, malahan berselang beberapa jam usai pernyataan Gallant dalam pidatonya di hadapan pasukan Divisi 98 IDF, Israel meningkatkan serangannya terhadap Rafah, yang terletak di sebelah selatan Khan Younis. Dan sekarang menampung setidaknya setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza yang merupakan warga yang sebelumnya melarikan diri dari Khan Younis dan Kota Gaza di utara Gaza.

Diketahui Rafah merupakan wilayah perkotaan terbesar di Gaza dan belum pernah diserang pasukan Israel sebelumnya. Menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina yang mencari keselamatan dari perang Israel. Berbagai pihak mulai mengkhawatirkan serangan militer yang menimpa Kota Gaza dan Khan Younis, akan terfokus pada Rafah dan bisa menjadi titik puncak kemanusiaan.

Jurnalis jadi korban

Tak selesai di situ, jurnalis pun tidak terlepas menjadi target incaran. Committee to Protect Journalists (CPJ) melaporkan pada Senin (5/2/2024) bahwa kejadian ini menjadi periode paling mematikan bagi jurnalis sejak CPJ mulai mengumpulkan data sejak tahun 1992. Dari 7 Oktober sampai 5 Februari 2024, 85 jurnalis dan pekerja media dipastikan tewas dengan rincian 78 warga Palestina, 4 warga Israel, dan 3 warga Lebanon.

Kemudian 16 jurnalis dilaporkan terluka; 4 jurnalis dilaporkan hilang; dan 25 jurnalis dilaporkan ditangkap. Kalangan jurnalis juga disinyalir mengalami berbagai penyerangan, ancaman, serangan siber, sensor, dan pembunuhan anggota keluarga. 

Tags:

Berita Terkait