Corporate Social Responsibility
Kolom

Corporate Social Responsibility

Wilshire Associates adalah sebuah konsultan investasi di Amerika yang pada 22 Februari 2002 memberikan rekomendasi kepada kliennya California Public Employees' Retirement System's (CalPERS) agar menarik semua investasinya dari Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina.

Bacaan 2 Menit

"Triple bottom line" inilah yang sebenarnya memaknai frase kinerja perusahaan yang pada suatu masa direduksi maknanya menjadi kinerja keuangan perusahaan (single bottom line). Pada zaman ini, para akuntan perusahaan sibuk melakukan "re-engineering" (baca: window dressing) laporan keuangan yang nantinya akan diberi opini "wajar tanpa pengecualian" oleh akuntan publik agar mendapatkan penghargaan dari para pemegang saham sebagaimana halnya ketika mereka mendapatkan BLBI juga atas jasa akuntan publik yang telah memberikan opini "wajar tanpa pengecualian". Sebuah opini yang memiliki tempat terhormat di bidang auditing yang telah memberikan kontribusi cukup besar pada krisis ekonomi dan keuangan di Indonesia.

Cara lain untuk mempercantik kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melakukan externalizing cost. Perusahaan tidak mau mengolah limbahnya terlebih dahulu sampai aman ketika dibuang, tetapi membuangnya secara langsung ke sungai atau ke udara.

Laporan kinerja keuangan perusahaan akan menampakkan hasil yang baik karena perusahaan beroperasi secara efisien. Ongkos pembuangan limbah ditekan sedemikian rendah bahkan nol. Namun, pada kenyataannya, masyarakat sekitar lokasi pabrik yang harus menanggung cost tersebut. Masyarakatlah yang harus membayar mahal ongkos yang diakibatkan oleh polutan pabrik.

Masih dalam kategori ini adalah perusahaan angkutan yang tidak mau keluar ongkos untuk memperbarui armada angkutannya, sehingga mengakibatkan polusi yang cukup hebat di suatu kota. Atau bahkan, perusahaan angkutan peti kemas yang membangun pangkalan di sekitar pemukiman perumahan tanpa menghiraukan efek samping berupa banjir yang ditimbulkannya.

Ketika kita bicara "bottom line" ketiga yaitu tanggung jawab perusahaan pada komunitas, saya teringat akan salah satu program corporate social responsibility dari Westpac Bank, salah satu bank terbesar di Australia yang memiliki program "voluntary". Mereka membayar karyawan-karyawannya secara penuh ketika para karyawan tersebut sedang tidak bekerja untuk Westpac Bank, tetapi pada saat para karyawan tersebut sedang terlibat di salah satu program pembangunan komunitas.

Tanggung jawab sosial tersebut juga diwujudkan dengan mengadakan pelatihan dan pendidikan serta pengembangan kesehatan pada suku asli Aboriginal dan Torres Strait Islander.  Pada saat itu saya juga teringat di sebuah belahan bumi di sana, sebuah perusahaan pertambangan raksasa barangkali masih melakukan pengusiran dan intimidasi terhadap komunitas suku asli dengan bantuan angkatan bersenjata setempat.

Teman saya, seorang mahasiswa kehutanan yang berasal dari belahan bumi tersebut menceritakan bahwa tidak ada yang didapatkan oleh masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan-perusahaan yang berada di sana kecuali kemiskinan dan air sungai yang semakin keruh warnanya. Bahkan, air bah yang terjadi di tengah hutan pada saat hujan akibat penebangan hutan yang membabi-buta yang dilakukan para pengusaha yang memiliki hak "istimewa" yang bernama HPH.

Halaman Selanjutnya:
Tags: