Cerita tim Hukumonline Melampaui Tantangan Pandemi dan Menyambut Tahun Baru
LifeatHukumonline

Cerita tim Hukumonline Melampaui Tantangan Pandemi dan Menyambut Tahun Baru

Perayaan libur akhir tahun menjadi momen yang selalu ditunggu setelah setahun penuh menjalani kesibukan. Pada sesi Life at Hukumonline kali ini, tiga personil Hukumonline menceritakan bagaimana mereka melampaui tantangan pandemi dan merayakan momen tahun baru di tengah pandemi.

Tim Hukumonline
Bacaan 6 Menit

Hukumonline.com

Foto: Christina Desy merayakan akhir tahun dengan berlibur ke kawasan Kota Tua, Semarang

Perayaan Natal menjadi momen berharga tersendiri bagi Desy, dibesarkan sebagai anak tunggal membuat Desy dekat dengan kedua orang tuanya, khususnya sang Ibu. Membantu memasak, menyiapkan makanan hingga cuci piring menjadi rutinitas saat Natal tiba. Sayangnya, Ibu terkasih dari Desy telah berpulang beberapa waktu lalu sebelum terjadinya pandemi. Semenjak kepergian sang Ibu, tradisi memasak yang menjadi ciri khas perayaan Natal sudah tidak lagi dilakukan. Perayaan Natal yang ia lakukan kini yaitu melakukan misa secara virtual, mengundang keluarga dekat dan mengunjungi pusara sang Ibu. Momen ini menjadi momen doa dan syukur atas tahun yang telah berhasil dilalui.

Hukumonline.com

Foto: Christina Desy dan keluarga mengunjungi pusara sang Ibu

“…Kalau ditanya suka bikin resolusi sih, suka. Namun, dengan (membuat) resolusi kan tantangan terbesarnya adalah implementasinya. Tiap tahun selalu ada resolusi yaitu at least surviving the year by not having mental breakdown dan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. I think I pretty much succeeded in that resolution.” pungkas Desy.

Jan Ramos Budaya Pandia (Chief Operating Officer)

Sebagai bagian dari Board of Director Hukumonline, menurut Ramos, perayaan akhir tahun sebenarnya sebagai bagian dari work-life balance yang harus dijaga oleh setiap karyawan di Hukumonline. Ramos juga merupakan sosok yang memandang pentingnya quality time dengan keluarga sebagai bagian dari work-life balance. Selama dua tahun menghadapi pandemi, Ramos merasakan berbagai tantangan dan kesulitan untuk menyeimbangkan antara perannya sebagai seorang profesional dan seorang ayah.

“Karena pandemi ini, kita memasuki dunia yang berbeda. Terkadang ketika bekerja, ada anak yang seringkali menggedor pintu, memanggil, dan mengajak bermain. Sedangkan, kalau di kantor kan memang diposisikan bahwa kita sedang bekerja. Nah, sekarang sudah blended semuanya” ungkap Ramos.

Tidak hanya itu, sebagai orangtua, Ramos dihadapkan pada aktivitas pendampingan anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) diberlakukan. Tantangan tersebut dimulai dari bagaimana membiasakan anak untuk dapat melakukan pembelajaran online sendiri, menjaga agar anak tidak merasa bosan, dan membangun pemahaman anak terkait situasi yang menyebabkan mereka tidak dapat sekolah tatap muka.

Dengan segala tantangan dan kesulitan yang dihadapi, Ramos memandang terkait pentingnya quality time dengan keluargasebagai bagian dalam menerapkan work-life balance. Bentuk dari quality time dengan keluarga dapat dilakukan berbagai macam, dari sekedar bepergian ke pasar swalayan, bermain bersama di rumah, hingga berkumpul dengan keluarga besar, salah satunya yang dilakukan oleh Ramos di akhir tahun dengan keluarga, yaitu menghadiri pernikahan sanak saudara.

Hukumonline.com

Foto: Jan Ramos Budaya Pandia menghadiri pernikahan sepupu bersama keluarga menjelang akhir tahun

Hukumonline.com

Foto: Jan Ramos Budaya Pandia berlibur dan melakukan quality time dengan keluarga

Perayaan Tahun Baru merupakan salah satu momen spesial bagi Ramos dan keluarga. Sebelum pandemi, Ramos seringkali melakukan tradisi pulang kampung saat perayaan Natal di Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Semenjak pandemi, tradisi tersebut tidak dapat dilakukan. Salah satu bentuk adaptasi dalam perayaan Natal dan Tahun Baru di keluarga Ramos pasca pandemi adalah berkumpul bersama keluarga di Jakarta dengan protokol kesehatan yang ketat.

Tags: