Cek Pelawat, Alat Korupsi ‘Favorit’
Fokus

Cek Pelawat, Alat Korupsi ‘Favorit’

Digemari pelaku korupsi karena memiliki sejumlah keunggulan.

Rzk/Inu/MVT
Bacaan 2 Menit

 

Dari karakteristiknya, dikutip dari lama Wikipedia, cek pelawat memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, cek pelawat dapat diganti jika hilang atau dicuri dengan syarat sang pemilik dapat menunjukkan tanda terima pembelian cek yang mencantumkan nomor seri. Lalu, cek pelawat juga sangat berguna bagi orang yang berpergian karena tidak memiliki batas waktu. Artinya, cek pelawat bisa diuangkan kapan saja.

 

Dengan kelebihan itu, sekilas dapat dipahami bahwa cek pelawat memang cukup “menggiurkan” bagi para pelaku korupsi. Ilustrasinya, mungkin bisa seperti ini, si A hendak menyuap B yang berstatus penyelenggara negara dengan sejumlah uang. Agar tidak terdeteksi aparat penegak dengan mudah, A tentunya tidak akan menyerahkan uang suap itu secara tunai.

 

Pilihannya adalah melalui jasa perbankan, tetapi jika dengan metode transfer bank tentunya akan menarik perhatian penegak hukum. Apalagi, jika jumlah yang akan ditransfer cukup besar, PPATK akan dengan mudah mendeteksinya. Cara mengakalinya, A menyetorkan uang ke bank dalam bentuk cek pelawat. Lalu, lembaran cek pelawat itu diserahkan kepada si penyelenggara negara yang akan disuap. Dengan memegang lembaran itu, maka si penerima suap dapat mencairkan dana kapan saja dan dimana saja.

 

Cek Pelawat dalam Kasus Korupsi

 

Kasus

Terdakwa

Jenis

Jumlah

Pengadaan alkes flu burung tahun 2006 di Kemenko Kesra

Mantan Sekretaris Menko Kesra Sutedjo Yuwono

Mandiri Travellers Check (MTC) dan BNI Cek Multi Guna

Rp200 juta

Pemilihan Deputi Gubernur Senior BI tahun 2004

Poltak Sitorus (alm), Agus Condro, Max Moein, Rusman Lumbantoruan, Willem Max Tutuarima, Asep Ruchimat Sudjana, Teuku Muhammad Nurlif, Reza Kamarullah, Baharuddin Aritonang, Ni Luh Mariani, Sutanto, Soewarno, Matoes Pormes, dan Hengky Baramuli

Cek BII

Total nilai Rp23 miliar, 480 lembar @Rp50 juta

Proses rekomendasi alih fungsi hutan tanjung api-ap

Al Amin Nur Nasution

Mandiri Travellers Check (MTC)

Total nilai Rp75 juta, 3 lembar @Rp25 juta

Korupsi Penyusunan APBD Perubahan Kota Tomohon, Sulawesi Utara

Walikota non aktif Tomohon Jefferson Soleiman Montesqiue Rumajar

Cek BII

Rp136 juta

Pengamanan Pilkada Jabar

Susno Duadji

Mandiri Travellers Check (MTC)

70 lembar @Rp25 juta

Data: dari berbagai sumber, diolah (M-10)

 

Tren penggunaan cek pelawat sebagai alat transaksi korupsi menjadi perhatian penegak hukum seperti PPATK dan KPK. Kepala PPATK Yunus Husein mengakui cek pelawat memang memiliki sejumlah “keunggulan” sehingga menjadi cukup populer dalam kasus korupsi. Menurut Yunus, cek pelawat bahkan dapat dikategorikan sebagai produk perbankan dengan “high risk” dari kacamata tindak pidana pencucian uang. Pasalnya, penggunaan cek pelawat tidak perlu menyebutkan nama si penerima. Jadi, yang dapat ditelusuri hanyalah siapa pihak pembeli pertama.

 

“Sekarang ini banyak bank yang menerbitkan instrumen transaksi seperti ini (cek pelawat) karena tidak merepotkan bank dari sisi administrasi. Keuntungan bank menerbitkan TC karena tidak mengeluarkan biaya bunga,” Yunus menambahkan, ditemui hukumonline di sela-sela acara seminar internasional tentang Justice Collaborators di Jakarta, pekan lalu.

 

Menyambung penjelasan Yunus Husein, Ketua Kelompok Regulasi PPATK Fithriadi Muslim mengatakan melacak modus korupsi yang menggunakan cek pelawat sebenarnya tidak sulit. Karena cek pelawat adalah bagian dari produk perbankan, maka transaksinya pasti tercatat.

Halaman Selanjutnya:
Tags: