Bukan Kali Pertama Polisi Pidanakan Pesepakbola
Berita

Bukan Kali Pertama Polisi Pidanakan Pesepakbola

Jika otoritas tertinggi mampu konsisten dan tegas sesuai aturan yang mereka buat sendiri, polisi pasti menjaga jarak.

MVT
Bacaan 2 Menit

Ditemui usai menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Topo menegaskan bahwa dunia olahraga seharusnya tidak begitu saja bebas hukum. “Kan tidak boleh juga, pemain bola di lapangan menghajar pemain lain sampai luka, atau patah kaki, atau bahkan mati, lalu dibiarkan saja karena alasan olahraga,” sergahnya.

Topo mengatakan dirinya saat ini tengah melakukan penelitian tentang pemidanaan atlet di dunia olahraga. Hasilnya, ia menemukan ternyata sudah banyak putusan hakim di berbagai negara yang menjatuhkan pidana bagi atlet akibat perkelahian di lapangan. “Saya menemukan putusan dari beberapa negara seperti Kanada, Inggris, dan AS,” terangnya.

Meski demikian, Topo mengakui di kalangan ahli hukum sendiri terjadi perdebatan mengenai hal ini. Apalagi, beberapa tahun belakangan asosiasi olahraga, seperti FIFA dan UEFA, semakin membangun system peradilannya sendiri. Bahkan, pengacara pun ikut terlibat menangani kasus seperti ini. 

Karena itu, menurut Topo, perlu standar yang jelas dan terbatas mengenai kebolehan aparat penegak hukum menjerat pidana para atlet. Polisi memang harus berhati-hati menarik suatu kasus ke ranah pidana. “Standar seperti itu salah satunya yang sedang saya teliti,” ungkapnya.

Topo mengingatkan, sebenarnya dalam dunia olahraga sendiri sudah ada aturan asosiasi mengenai kedisiplinan. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah komitmen dan konsistensi asosiasi melaksanakan aturan tersebut. “Semakin cepat proses hukum dan semakin tegas sanksi yang diberikan, yakinlah peradilan pidana akan ‘menjauh’ dari dunia olahraga,” katanya.

Tags: