BI Tinjau Seluruh Instrumen Moneter
Berita

BI Tinjau Seluruh Instrumen Moneter

Tujuannya untuk mengkaji sejumlah aspek ekonomi yang dianggap mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

FAT
Bacaan 2 Menit
BI Tinjau Seluruh Instrumen Moneter
Hukumonline

Bank Indonesia (BI) akan meninjau seluruh instrumen moneter yang dimilikinya. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, peninjauan ini bertujuan untuk mengkaji sejumlah aspek ekonomi yang dianggap mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Nanti dalam Rapat Dewan gubernur, kami akan me-review instrumen yang kami miliki, misalnya suku bunga dan pendalaman pasar valuta asing,” kata Perry di Kompleks Parlemen di Jakarta, Rabu (28/8).

Tujuan tinjauan ini, kata Perry, agar bisa mengambil kebijakan jangka pendek dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Salah satunya dengan cara tetap berada di pasar agar volatilitas rupiah tetap sesuai dengan fundamental ekonomi. “Kami akan meninjau ekonomi kita, laju inflasi dan bagaimana kegiatan ekspor dan impor serta kondisi perbankan maupun kedalaman pasar keuangan,” katanya.

Fokus lain yang akan ditempuh BI, kata Perry, dilakukan berbagai inisiatif terkait pengelolaan modal asing yang masuk dan sejumlah langka makroprudensial. Tujuan utama dari fokus ini adalah mempertahankan fundamental perekonomian di dalam negeri.

Selain itu, lanjut Perry, BI juga akan mengupayakan untuk mengurangi current account defisit. Pengurangan ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi rupiah sehingga tekanan yang ada dapat terkikis dan kondisi perekonomian bisa lebih stabil. Menurutnya, dampak dari ketidakpastian ekonomi global sudah mengarah pada perekonomian di dalam negeri.

Dalam kesempatan yang sama, Perry membantah anggapan bahwa lima kebijakan yang ditempuh BI untuk menanggulangi merosotnya nilai rupiah tak bersifat jangka pendek. Menurutnya, lima kebijakan yang dikeluarkan BI tersebut sudah mencakup penanganan jangka pendek, menengah dan panjang.

“Kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah, ada yang jangka menengah, panjang dan jangka pendek. Tidak benar kalau semuanya jangka menengah dan panjang, ada juga yang jangka yang pendek,” tutur Perry.

Halaman Selanjutnya:
Tags: