BI Perluas Cakupan Swap Lindung Nilai
Berita

BI Perluas Cakupan Swap Lindung Nilai

Bertujuan untuk memperkuat pendalaman pasar rupiah dan valas.

FAT
Bacaan 2 Menit

"Bank Indonesia terus mencermati kecenderungan pergeseran pola perkembangan ekonomi global," kata Difi.

Bukan hanya itu, lanjut Difi, BI juga mewaspadai rencana tappering-off The Fed dengan memperkuat respon kebijakan yang telah ditempuh selama ini. Menurutnya, pergeseran pola ekonomi dan keuangan global tersebut dapat memberi tekanan kepada kinerja sektor eksternal ekonomi Indonesia, baik melalui jalur perdagangan maupun jalur finansial.

Atas dasar itu, BI menilai ekonomo global pada November 2013 cenderung membaik sesuai perkiraan sebelumnya. Meskipun begitu, menurut Difi, ada beberapa ketidakpastian yang perlu terus mendapat perhatian.

"Perekonomian negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang mengindikasikan perkembangan yang positif. Perbaikan juga ditunjukkan oleh indikator ekonomi negara-negara emerging markets, seperti China dan India," katanya.

Atas dasar itu pula, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan BI Rate pada level 7,50 persen dengan suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility tetap pada level 7,50 persen dan 5,75 persen.

"Kebijakan tersebut dinilai konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju 4,5±1 persen pada 2014 serta mengendalikan defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan berkesinambungan," kata Difi.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menilai, bahwa kenaikan BI Rate bukanlah satu-satunya cara untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan. Menurutnya, keputusan BI untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya sudah sejalan dengan dinamika indikator makro ekonomi yang berkembang belakangan ini.

"Sudah barang tentu itu keputusan BI yang tepat dengan melihat aneka indikator yang mendukung," tutup Paul.

Tags:

Berita Terkait