AAI Berharap Pemerintah Lebih Sering Gunakan Lawyer Lokal
Berita

AAI Berharap Pemerintah Lebih Sering Gunakan Lawyer Lokal

Agar advokat Indonesia punya pengalaman di mancanegara.

Ali
Bacaan 2 Menit

Lemah di Perjanjian

Advokat Senior OC Kaligis menilai advokat Indonesia memang masih lemah di perjanjian bisnis internasional. “Kenapa? Rata-rata perkara di luar negeri, kita kalah,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kaligis mengaku sedang “mengkader” advokat muda di kantornya untuk mempelajari perjanjian internasional ini ke salah satu kampus hukum terbaik di dunia. “Saya setiap tahun kirim lima orang ke Harvard University di Amerika Serikat,” ungkapnya.

“Itu lah kenapa Saya tidak punya Lamborghini, karena duit Saya untuk beasiswa orang,” tambahnya.

Kaligis menilai “kekalahan” Indonesia dalam perjanjian bisnis internasional memang sudah masuk ke dalam tahap mengkhawatirkan. Ia mencontohkan kasus Pabrik Ammonia milik Jepang yang berada di Indonesia. “Kita kan butuh pupuk, Jepang datang ke mari. Dia bikin Pabrik Ammonia,” lanjutnya.  

Pabrik milik Jepang itu, lanjut Kaligis, kapitalnya berasal dari Mitsubhisi Finance, yang artinya jaminannya ke luar negeri. Begitu pula juga asuransinya. Lalu, karena setiap tahun pabriknya mengalami kerusakan, deviden tidak diberikan kepada Indonesia.

“Hampir 80 persen joint venture agreement, kita kalah di addendum agreement. Semua pakai bank-bank asing,” ujar pria yang mengaku sudah malang melintang menangani perkara bisnis di luar negeri, seperti Guernsey dan Swiss ini.

Tags:

Berita Terkait