Si petugas KPU beralasan di dalam sudah ada perwakilan pengurus PPDI. Yang dimaksud adalah Ketua Umum PPDI Endung Sutrisno dan Sekjennya Joes P. Sedangkan yang di luar juga mengklaim sebagai Ketua Umum dan Sekjen PPDI, yaitu Sukarlan dan Joseph. Usut punya usut ternyata KPU hanya mengakui kubu Endung. Sehingga undangan dari KPU hanya mampir ke kubu Endung.
Beda lagi dengan konflik di PKB. KPU justru mengundang dua kubu yang berkonflik sekaligus. Kubu Muhaimin Iskandar dan kubu Yenny Wahid. Padahal keduanya memang sempat terlibat konflik hingga bermuara ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Seakan mengambil jalan tengah, KPU mengundang Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB dan Yenny sebagai Sekjen PKB.
Namun, usaha KPU menyatukan keduanya tak berhasil. Ketika tiba pengambilan nomor urut, kedua politisi ini berebut mengambil amplop. Yenny pun sempat merobek amplop tersebut meski KPU belum memperbolehkan untuk dibuka. Akhirnya, proses pengambilan amplop diulang. Kedua politisi yang masih mempunyai ikatan darah itu mengambil amplop secara bersamaan.
Uniknya, nomor yang diambil keduanya tergolong sial. Nomor 13. Yenny pun mengomentari nomor ini. Nomor 13 itu mitologi barat yang tak ada hubungannya dengan kebudayaan kita. Buat saya tak masalah, ujarnya. Ia menegaskan di Indonesia tak ada konotasi kultural apapun.
Selain itu, Yenny mengkritik tindakan KPU yang seakan memaksa kedua kubu islah, dengan cara mengundang masing-masing kubu. Akhirnya begini kalau dipaksakan untuk islah, ujarnya menceritakan tindakannya yang saling rebut amplop. Ia mengatakan islah tak bisa dipaksakan dari luar. Islah datangnya dari hati, tambahnya.
Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary menolak bila ada upaya pemaksaan untuk islah. Tidak dipaksa. Ketentuannya memang harus mengundang ketua umum dan sekretaris jenderal, ujarnya. Namun, ia menegaskan alangkah baiknya bila islah itu tercapai. Setidaknya islah sampai pencalonan (calon legislatif selesai), tambahnya mengomentari langkah kedua kubu yang merencanakan penjaringan caleg secara terpisah.
Nama Parpol No. Urut Nama Parpol No. Urut Partai Hati Nurani Rakyat 1 Partai Matahari Bangsa 18 Partai Karya Perjuangan Bangsa 2 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 19 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 3 Partai Demokrasi Kebangsaan 20 Partai Peduli Rakyat Nasional 4 Partai Republik Nusantara 21 Partai Gerakan Indonesia Raya 5 Partai Pelopor 22 Partai Barisan Nasional 6 Partai Golongan Karya 23 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 7 Partai Persatuan Pembangunan 24 Partai Keadilan Sejahtera 8 Partai Damai Sejahtera 25 Partai Amanat Nasional 9 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia 26 Partai Perjuangan Indonesia Baru 10 Partai Bulan Bintang 27 Partai Kedaulatan 11 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 28 Partai Persatuan Daerah 12 Partai Bintang Reformasi 29 Partai Kebangkitan Bangsa 13 Partai Patriot 30 Partai Pemuda Indonesia 14 Partai Demokrat 31 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 15 Partai Kasih Demokrasi Indonesia 32 Partai Demokrasi Pembaruan 16 Partai Indonesia Sejahtera 33 Partai Karya Perjuangan 17 Partai Kebangkitan Nasional Ulama 34
Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Para pengurus partai politik (parpol) peserta pemilihan umum (pemilu) 2009 ramai-ramai mendatangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengambil nomor urut. Ada yang berharap mendapat nomor hoki, ada juga yang tak peduli dengan nomor. Nomor urut semuanya keramat, paling penting jumlah pemilihnya, kata Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebelum pengambilan nomor urut di KPU, Rabu (09/7).
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali hanya meminta kepada Allah SWT agar diberikan nomor yang baik. Yaitu, nomor yang gampang dilihat dan gampang diingat serta bisa mendorong masyarakat untuk mencontreng. Ibarat mau punya anak, laki atau perempuan sama saja, ujar Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) ini ketika didesak nomor berapa yang dimaksud.
Bila PD dan PPP sudah menerka-nerka nomor berapa yang akan didapat, beberapa parpol justru masih harus mengurus konflik internalnya. Sekumpulan orang yang mengklaim sebagai pengurus Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) harus terlibat cekcok mulut dengan petugas keamanan KPU. Pasalnya, mereka tak diperbolehkan masuk ke dalam ruang pengambilan nomor urut tersebut.