Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat layanan jasa keuangan merupakan keluhan tertinggi konsumen sepanjang 2009-2010. Dari seribuan aduan yang masuk ke YLKI, sebanyak 234 aduan adalah keluhan atas sektor ini.
Menurut Ketua Harian YLKI, Sudaryatmo, dari total aduan atas jasa keuangan itu, layanan perbankan menempati urutan pertama. ''Sekitar 73,5 persen keluhan konsumen akibat layanan jasa perbankan,'' ujarnya dalam konferensi pers di Kantor YLKI, Jakarta, Selasa (15/3).
Sudaryatmo mengatakan, belakangan ini marak adanya keluhan modus penawaran Kredit Tanpa Agunan (KTA) via pesan pendek telepon genggam. Hal ini ditengarai karena bank bebas menginformasikan data pribadi nasabah bank, terutama pemegang kartu kredit, kepada pihak lain. ''Hal ini selalu tercantum dalam form aplikasi maupun dalam syarat dan ketentuan penggunaan produk bank, bahwa bank diberi kuasa oleh konsumen untuk menginformasikan data pribadi/informasi nasabah ke pihak lain yang bekerja sama dengan bank tersebut,'' tukasnya.
Pesan pendek seperti ini, ujar Sudaryatmo, sudah pada tahap mengganggu kenyamanan dan privasi konsumen perbankan. Karena itu, YLKI berharap ada regulasi yang lebih tegas dari otoritas jasa keuangan bahwa data pribadi nasabah bersifat confidential (rahasia). ''Pembocoran data pribadi, selain melanggar hak privasi, juga merupakan perbuatan melawan hukum,'' tandasnya.
Selain produk bank, keluhan atas jasa keuangan lain berkisar pada layanan asuransi (23 aduan/9,8 persen) dan leasing (39 aduan/16,6 persen). ''Keluhan konsumen seharusnya jadi instrumen penting untuk mengetahui produk keuangan ini bermasalah atau tidak,'' pungkasnya.