Pesan Advokat Senior: Jadilah Advokat yang Berspesialis Bukan Generalis
Utama

Pesan Advokat Senior: Jadilah Advokat yang Berspesialis Bukan Generalis

Calon advokat dapat mencari terlebih dahulu informasi terkait dan apa yang diminati (dikuasai) agar dapat menentukan spesialisasi yang dipilih.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit

Ia bercerita awal mula memiliki lisensi karena kebutuhan kantor hukumnya. Meski saat ini beberapa lisensi tidak diperpanjang, namun pada saat itu demi kebutuhan kantor hukumnya, maka Chandra mengambil sejumlah lisensi yang relevan dan dibutuhkan pada saat itu.

Tidak lupa, ia mengimbau bagi calon advokat yang masih merintis karier untuk langsung memilih akan berspesialisasi di bidang apa. Namun, pastikan bidang yang dipilih adalah yang disukai (dikuasai, red). “Spesialisasi advokat itu banyak sekali ya, setelah memutuskan akan mengambil spesialisasi, baru setelah itu ambil kompetensinya dan lisensinya. Terpenting bukan lisensi, tetapi yang penting adalah maunya (spesialis) apa?”

Chandra juga menyoroti beberapa kantor hukum baru merintis yang mengambil semua praktik area. Padahal, menurut Chandra, sebaiknya sejak awal kantor hukum harus mengarahkan spesialisasinya. Tidak serta merta menerima seluruh bidang pekerjaan, hanya karena persaingan kantor hukum yang semakin ketat.

“Ketika baru merintis, tentukan besaran spesialisasinya akan seperti apa, mau litigasi atau non litigasi. Advokat tidak bisa generalis, dia harus spesialis karena perkembangan hukum semakin menggila dan semakin banyak,” pesannya.

Sebagai informasi, terdapat beberapa bidang yang bisa menjadi spesialisasi bagi advokat. Diantaranya spesialisasi advokat bidang hukum pajak, yang harus mampu memahami seluk beluk undang-undang dan peraturan perpajakan serta dapat bekerja di berbagai tempat. 

Kemudian, advokat kepailitan yang merupakan seseorang yang ahli dalam Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang menangani masalah kepailitan baik untuk perorangan maupun Perusahaan terutama ketika timbul sengketa di Pengadilan Niaga.

Di era teknologi yang kian masif, advokat yang berspesialisasi kekayaan intelektual juga kian dilirik. Advokat HKI berfungsi dalam melindungi dan menegakkan hak dan kreasi penemu, penulis, seniman, dan bisnis. Hukum kekayaan intelektual mencakup hak cipta, merek dagang, paten, dan melindungi rahasia dagang untuk penemuan yang tidak berwujud seperti slogan atau simbol.

Tags:

Berita Terkait