Bongkar Pasang di Lumbung Padi
Berita

Bongkar Pasang di Lumbung Padi

Meneg BUMN mengangkat Dewan Pengawas dan Direktur Utama Bulog yang baru. Bukan lantaran kasus hukum. Kinerja bakal terdongkrak?

Ycb
Bacaan 2 Menit
Bongkar Pasang di Lumbung Padi
Hukumonline

Digiringnya Direktur Utama (Dirut) Bulog Widjanarko Puspoyo ke LP Cipinang Selasa malam (20/3) membuat kursi pucuk pimpinan lowong. Dalam sehari, Kementerian Negara BUMN bertindak cepat. Rabu petang (21/3) Menteri Negara (Meneg) BUMN Sugiharto melantik Dirut Bulog yang baru. Sugi, panggilan akrabnya, menunjuk Mustafa Abubakar sebagai suksesor Widjanarko. Sugi mengantongi tiga nama calon, dan akhirnya memilih Mustafa. Namun Sugi enggan membuka kedua nama kandidat lainnya.

 

Mustafa Abubakar boleh jadi tak punya pengalaman setitik pun di Bulog. Namun, Mustafa adalah Pejabat Gubernur Nangroe Aceh Darussalam 2006 yang mengantar Pilkada langsung untuk pertama kalinya di bumi rencong ini. Pria kelahiran Pidie 58 tahun silam ini juga berhasil menggondol gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor. Latar belakang beliau di bidang pertanian tak perlu diragukan, sambung Sugi.

 

Saya akan mengutamakan produksi dan panen dalam negeri daripada mengimpor beras, ujar Mustafa menggambarkan garis besar kebijakan yang akan dia usung. Menurut Mustafa, akhir-akhir ini adalah masa panen raya yang bisa menghasilkan 6-7 juta ton gabah kering.

 

Cuma, Mustafa masih akan menggunakan jurus lama. Saya akan melanjutkan operasi pasar untuk mengamankan cadangan stok. Hal baru yang bisa saya janjikan adalah suasana kerja di Bulog lebih baik dengan gaya kepemimpinan yang baru, tuturnya.

 

Pun, Sugiharto mengoplos ulang komposisi Dewan Pengawas (Dewas) yang dihuni oleh lima orang. Perombakan ini untuk mendongkrak kinerja lembaga ini, serta untuk merestrukturisasi lembaga ini, ungkap Sugi dalam konferensi pers seusai pelantikan pelantikan pejabat baru lembaga yang menukangi stok pangan negeri ini.

 

Mereka yang mengisi kursi Dewas baru adalah Sulatin Umar, Bayu Krisnamurthi, Ardiansyah Parman, Kaman Nainggolan, serta Pandu Djajanto. Kelimanya menggantikan Mawardi P Simatupang, Rachmat Pambudy, Sudar SA, Anshari Ritonga, dan Haryo Bawono.

 

Sugi enggan mengomentari rencana perubahan status Bulog dari Perusahaan Umum (Perum) yang balik lagi menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). Perubahan status harus dibicarakan dengan para menteri yang terkait. Saya tak akan berbicara di sini lebih lanjut.

 

Menurut Rachmat Pambudy, sudah saatnya Pemerintah membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Bulong bekerja sama dengan BUMP supaya harga beras menguntungkan mereka, ujarnya.

 

Sekretaris Meneg BUMN Said Didu menjelaskan, masa jabatan Dewas lima tahun. Namun, Pemerintah berhak merombak sewaktu-waktu, ujarnya. Dalam hal ini, Pemerintah bertindak sebagai kuasa pemegang modal Perum ini. Karena masih berbentuk Perum, Bulog belum menerbitkan saham. Makanya Pemerintah sebagai kuasa pemegang modal, bukan pemegang saham, sambung Said.

 

Menurut Said, dewan yang menyoroti kinerja Bulog ini harus diisi oleh perwakilan Departemen Keuangan, Departemen Pertanian, Kementerian BUMN, serta Departemen Perdagangan.

 

Bukan karena Masalah Hukum

Seperti diberitakan oleh berbagai media, Widjanarko tersandung kasus impor sapi pada 2001. Karena dua importir gagal mendatangkan si lembu yang sudah dipesan, Widjanarko diduga memoroti kocek negara sebesar Rp11 miliar.

 

Widjanarko tak sendiri. Ada pula Direktur Pemasaran dan Teknologi Informasi Tito Pranolo yang terseret lantaran kasus ini. Hanya, Sugi masih belum menempatkan orang yang mengisi kursi Tito. Posisi ini masih kosong.

 

Sugi tak berminat mengomentari posisi direktur pemasaran yang masih lowong. Saya beri kesempatan kepada direksi dan dewas yang baru untuk mengkajinya terlebih dahulu, tuturnya.

 

Tiga direksi lainnya masih ditempati oleh orang yang sama. Bambang Budi Prasetyo menjabat Direktur Operasi, Saean Achmadi menjadi Direktur Keuangan, dan Agus Syaifullah sebagai Direktur SDM dan Umum.

 

Dewas lawas mengelak jika dituding tak mampu mengawasi kasus impor sapi ini. Kejadiannya pada 2001. Sedangkan kami diangkat pada 2003, tutur Rachmat.

 

Rachmat menyambut baik keputusan Sugi merombak formasi ini. Kami sangat menghormati keputusan Pemerintah, sambung Rachmat yang berlatar belakang Departemen Pertanian.

 

Menurut Rachmat, momen perombakan ini tepat. Kinerja Bulog tak akan terganggu karena posisi pucuk pimpinan segera diisi oleh darah segar, timpalnya.

 

Sugi pun menyadari diperkarakannya Widjanarko jelas menggembosi mental para karyawan Bulog. Akhir-akhir ini semangat kerja para karyawan sedang menurun, ungkapnya.

 

Namun, buru-buru Sugi menyanggah kocok ulang ini karena masalah hukum yang sedang merudung Widjanarko dan Tito. Rencana penggantian direksi ini sudah kami bicarakan sejak pertengahan tahun silam. Pak Widjanarko juga menyampaikan kesediaannya untuk dicopot jika itu yang terbaik, ujarnya.

 

Sugi menilai penggantian direksi ini hanya kebetulan jika berdekatan dengan proses hukum yang sedang dijalani oleh Widjanarko dan Tito. Bongkar pasang direksi adalah hal yang lumrah, tukasnya.

 

Menurut Sugi, selama ini pemanfaatan aset Bulog masih minim. Dari semua gudang yang dimiliki, kurang dari 20 persen yang digunakan, ujarnya. Karena itulah, memang sudah jauh-jauh hari Sugi menyusun rencana perombakan ini.

 

Baik Sugi maupun Said menampik ada kepentingan politis tertentu atas pengangkatan Mustafa. Tak ada tekanan dari pihak manapun, tak ada tarik-menarik kepentingan apapun. Pak Mustafa adalah seorang pegawai negeri sipil, bukan dari golongan politik apapun, tegas Sugi.

 

Mustafa mengamini lontaran Sugi. Saya ingin masyarakat memandang saya sebagai profesional. Saya adalah pegawai negeri yang netral, ungkapnya dengan nada menekankan.

 

Kita awasi, apakah Mustafa mampu mereparasi lembaga lumbung padi ini. Dus, jangan sampai tertimpuk palu hakim lagi yah.

Tags: