Panduan Media Internasional Bocor, Batasi Jurnalis dalam Penulisan Berita Konflik Israel-Palestina
Mengadili Israel

Panduan Media Internasional Bocor, Batasi Jurnalis dalam Penulisan Berita Konflik Israel-Palestina

Salah satunya membatasi kalangan jurnalis menggunakan istilah "genosida" dan "pembersihan etnis" atas situasi yang terjadi di Jalur Gaza.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Instruksi yang dibuat media ternama The New York Times terhadap jurnalisnya yang meliput perang Israel di tanah Palestina bocor ke publik. The Intercept berhasil memperoleh salinan memo internal dari The New York Times yang membatasi jurnalisnya menggunakan istilah "genosida" dan "pembersihan etnis" pada konflik yang terjadi di Jalur Gaza. Mereka juga menginstruksikan untuk menghindari penggunaan "wilayah pendudukan" dalam menggambarkan tanah Palestina.

Melalui memo tersebut, Times diketahui menginstruksikan wartawan untuk tidak menggunakan kata "Palestina" dalam berita mereka, kecuali dalam kasus yang sangat jarang terjadi. Meskipun dokumen tersebut tampaknya disajikan sebagai garis besar mempertahankan prinsip-prinsip jurnalistik yang obyektif saat melaporkan perang Gaza versi Times, The Intercept mengumpulkan pendapat dari beberapa staf Times yang isinya menunjukkan bukti condongnya surat kabar tersebut terhadap narasi Israel. 

Baca Juga:

Untuk diketahui, panduan ini pertama kali dibagikan kepada jurnalis pada bulan November 2023 lalu dan terus diperbarui secara berkala. Hal ini menjadi semacam guidelines atau bentuk dari pemaparan internal cara berpikir para editor Times International untuk dipatuhi kalangan jurnalisnya.

“Menerbitkan panduan seperti ini untuk memastikan akurasi, konsistensi, dan nuansa dalam cara kami meliput berita adalah praktik standar. Di seluruh pelaporan kami, termasuk peristiwa kompleks seperti ini, kami berhati-hati untuk memastikan pilihan bahasa kami sensitif, terkini, dan jelas bagi audiens kami,” ujar Juru Bicara Times, Charlie Stadtlander, Senin (15/4/2024).

Meski bukan hal baru jika sebuah perusahaan pers, tim redaksi mempunyai pedoman tersendiri dalam pembuatan berita. Seperti yang dapat kita saksikan melalui berbagai sumber termasuk laporan dari Pelapor Khusus PBB sendiri, sungguh menyedihkan melihat bagaimana “standar unik” diterapkan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh Israel saja. Apalagi ketika sebuah media menyajikan sebuah berita untuk memenuhi hak masyarakat mendapatkan informasi.

"Kata-kata seperti ‘slaughter,’ ‘massacre’ dan ‘carnage’ seringkali menyampaikan lebih banyak emosi daripada informasi. Berpikirlah baik-baik sebelum menggunakannya dalam suara kita sendiri. Bisakah kita mengartikulasikan mengapa kita menerapkan kata-kata tersebut pada satu situasi tertentu dan bukan pada situasi lain? Seperti biasa, kita harus fokus pada kejelasan dan ketepatan dalam menggambarkan apa yang terjadi daripada menggunakan label (kata tertentu),” jelas memo itu.

Tags:

Berita Terkait