Sofie Chandra: Adaptasi, Kunci Keberhasilan Menjalankan Berbagai Peran
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2021

Sofie Chandra: Adaptasi, Kunci Keberhasilan Menjalankan Berbagai Peran

Belajar dari pengalaman, Sofie mengajak rekan lainnya untuk dapat memberikan dorongan dan dukungan kepada sesama rekan terutama perempuan yang sedang berjuang dan dalam proses adaptasi di masa yang sulit ini.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Sofie Chandra, Konsultan Hukum di Firma Hukum Ginting & Reksodiputro.
Sofie Chandra, Konsultan Hukum di Firma Hukum Ginting & Reksodiputro.

“The measure of intelligence is the ability to change-ukuran kecerdasan adalah kemampuan untuk berubah.”

 

Dalam bahasa sehari-hari, kalimat bijak dari Albert Einstein ini dapat disingkat menjadi sebuah kata: ‘beradaptasi’. Mungkin inilah kata yang paling tepat untuk menggambarkan salah satu kemampuan yang paling diperlukan selama satu tahun terakhir. Sebelum adanya pandemi, kita sudah dibiasakan dengan semua fasilitas fisik yang ada di kantor dan interaksi sosial dengan rekan sekantor. Namun, di masa pandemi seperti ini kita dituntut untuk tetap bekerja dari rumah dengan segala keterbatasan yang ada. Bagi Sofie Chandra, seorang konsultan hukum di Firma Hukum Ginting & Reksodiputro, proses beradaptasi ini merupakan sebuah tantangan dan kesempatan untuk berkembang.

 

Kemampuannya beradaptasi Sofie sendiri sudah ditempa sejak ia kecil. Hingga SMA, perempuan kelahiran Medan, 32 tahun silam ini terbiasa menggunakan bahasa Mandarin dan Hokkien setiap harinya. Ketika akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ia diharuskan beradaptasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

Tentu Sofie berhasil. Buktinya, ia dapat meraih gelar sarjana hukum dengan IPK tertinggi ke-3 di angkatannya. Bahkan setelah lulus, Sofie terus beradaptasi dengan dunia corporate lawyering di mana bahasa Inggris merupakan bahasa utama yang digunakan dalam setiap korespondensi dengan para klien dan para rekan pengacara internasional.

 

Untuk mengembangkan dirinya, Sofie lantas memutuskan untuk mengambil studi pascasarjana bidang banking and finance di salah satu universitas terbaik Inggris, London School of Economics and Political Science (LSE); dengan dukungan beasiswa penuh dari Chevening. Selama sekolah, Sofie kembali harus beradaptasi dengan segala perbedaan budaya, bahasa, pola pikir, serta cara berinteraksi dengan teman-teman dari belahan dunia lainnya.

 

Setelah lulus S2, Sofie kembali bekerja di kantor Ginting Reksodiputro dan berkesempatan untuk terlibat dalam menangani transaksi-transaksi pembiayaan terbesar di Indonesia, seperti penawaran Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Yen (Samurai Bonds) senilai sekitar Rp12 triliun dan pembangunan fasilitas smelter nikel dari Harita Group senilai USD625 juta.

 

Tidak Berhenti Beradaptasi

Memasuki dunia kerja, Sofie harus kembali beradaptasi dengan banyak hal: klien dalam negeri maupun luar negeri; rekan sejawat di kantor atau negara lain; hingga lingkungan sekitar seperti keluarga, suami, anak, dan para sahabat. Proses ini merupakan modal untuk bertahan dalam situasi pandemi seperti sekarang ini. Sebuah proses yang tidak mudah, tetapi bagi Sofie merupakan sebuah tantangan yang biasa dihadapinya sejak kecil.

Tags:

Berita Terkait