Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan bergulir akhir 2015. Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, menyebut pemerintah memberi perhatian khusus terhadap pengembangan SDM berbasis kompetensi. Dengan SDM yang kompeten, tenaga kerja Indonesia tidak akan kalah bersaing dengan negara Asia Tenggara lainnya. “Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan secara sistematis dan terus menerus serta konsisten, melalui jalur pendidikan formal, pelatihan kerja dan pengembangan karir, “ kata Hanif dalam keterangan pers, Kamis (21/5).
Hanif mengatakan sistem pendidikan dan pelatihan kerja harus bersinergi serta bermuara pada peningkatan kompetensi kerja. Sehingga kebutuhan pasar kerja dapat terpenuhi.
Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia yakni angkatan kerja yang didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD). Untuk itu Hanif menekankan tenaga kerja lulusan SD diberi perhatian khusus agar mereka mampu meningkatkan kompetensi dan keterampilan kerja sesuai kebutuhan industri. ”Persaingan tenaga kerja di kawasan ASEAN akan semakin terbuka. Pendidikan pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja merupakan bagian penting dari investasi sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas,” ujar Hanif.
Untuk menghadapi MEA, kata Hanif, para pihak terkait perlu melakukan peningkatan jumlah tenaga kerja yang profesional mengacu regulasi, standarisasi dan sertifikasi kompetensi. Itu bisa didorong dengan meningkatkan kapasitas dan kredibilitas lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) kompetensi serta dukungan terhadap peningkatan jangkauan dan akses layanan diklat berbasis kompetensi secara mudah dan murah.
Hanif mengatakan sistem pendidikan dan pelatihan kerja harus bersinergi serta bermuara pada peningkatan kompetensi kerja. Sehingga kebutuhan pasar kerja dapat terpenuhi.
Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia yakni angkatan kerja yang didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD). Untuk itu Hanif menekankan tenaga kerja lulusan SD diberi perhatian khusus agar mereka mampu meningkatkan kompetensi dan keterampilan kerja sesuai kebutuhan industri. ”Persaingan tenaga kerja di kawasan ASEAN akan semakin terbuka. Pendidikan pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja merupakan bagian penting dari investasi sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas,” ujar Hanif.
Untuk menghadapi MEA, kata Hanif, para pihak terkait perlu melakukan peningkatan jumlah tenaga kerja yang profesional mengacu regulasi, standarisasi dan sertifikasi kompetensi. Itu bisa didorong dengan meningkatkan kapasitas dan kredibilitas lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) kompetensi serta dukungan terhadap peningkatan jangkauan dan akses layanan diklat berbasis kompetensi secara mudah dan murah.