"Kita sudah daftarkan amicus curiae," kata advokat senior Todung Mulya Lubis di PN Jakarta Pusat usai menyerahkannya kepada Ketua PN Jakarta Pusat.
Todung cs meminta agar majelis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang mengadili perkara itu agar lebih bijaksana dalam memeriksa dan mengadili perkara ini. Ia mengingatkan agar majelis dapat melihat kepentingan bangsa yang lebih besar dan tidak hanya terpaku pada pendekatan formal belaka.
“Kasus Budi Mulya itu kan sederhana, gratifikasi. Nah, kalau gratifikasinya diadili, ya silahkan. Tapi kalau kebijakan bailoutnya yang dipersalahkan, itu bisa menimbulkan dampak yang serius,” tutur Todung kepada hukumonline.
No. | Nama Amici(s) | Keahlian |
1. | Abdillah Toha | Mantan Anggota DPR, Tokoh Masyarakat |
2. | Ahmad Hadibroto | Praktisi Akuntansi |
3. | Ahmad Ramli | Guru Besar Hukum Universitas Padjadjaran |
4. | Arianto A Patunru | Ahli Ekonomi (Universitas Indonesia, Australian National University) |
5. | Ari A Perdana | Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia |
6. | Arifin Panigoro | Pengusaha |
7. | Albert Hasibuan | Praktisi Hukum, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) |
8. | Betti Setiastui Alisjahbana | Profesional dan Tokoh Lembaga Swadaya Masyakarat, Pengusaha |
9. | Darmin Nasution | Ahli Perbankan dan Ekonomi, Mantan Gubernur Bank Indonesia |
10. | Denny Indrayana | Guru Besar Hukum Universitas Gadjah Mada |
11. | Eddy O.S. Hiariej | Ahli Hukum Pidana, Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada |
12. | Emil Salim | Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Negarawan |
13. | Firmanzah | Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia |
14. | Goenawan Mohammad | Budayawan |
15. | Hamid Chalid | Doktor Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia |
16. | Harkristuti Harskrisnowo | Guru Besar Hukum FHUI |
17. | Hikmahanto Juwana | Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia |
18. | Kemal Stamboel | Mantan Anggota DPR, Profesional |
19. | KH. Salahuddin Wahid | Tokoh Masyarakat |
20. | Mas Achmad Daniri | Ahli Tata Kelola Pemerintahan dan Perusahaan Yang Baik |
21. | Natalia Soebagjo | Profesional dan Tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat Anti Korupsi |
22. | Manggi Taruna Habir | Ahli Ekonomi dan Perbankan |
23. | Mardjono Reksodiputro | Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Universitas Pancasila |
24. | Mohamad Ikhsan | Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia |
25. | Nindyo Pramono | Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada |
26. | Nono Anwar Makarim | Praktisi Hukum |
27. | Paripurna P. Sugarda | Dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada |
28. | Pratikno | Rektor Universitas Gadjah Mada |
29. | Sarwono Kusumaatmadja | Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tokoh Masyarakat |
30. | Sofian Effendi | Pakar Kebijakan Publik, Guru Besar Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada |
31. | Sofyan Djalil | Mantan Menteri BUMN |
32. | Teuku Radja Sjahnan | Mantan Auditor BPK, Praktisi Perbankan |
33. | Todung Mulya Lubis | Praktisi Hukum, Guru Besar Melbourne University |
34. | Wihana Kirana Jaya | Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada |
Sebagai informasi, penyampaian pendapat dan masukan kepada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta tersebut disampaikan oleh para tokoh ini dalam bentuk Amicus Curiae atau “Sahabat Pengadilan” (friends of the court), yang lazim dipraktikkan dalam tradisi common law.
Dalam hal ini, Pengadilan diizinkan menerima dan mempertimbangkan adanya pihak ketiga independen yang menyampaikan informasi atau fakta-fakta hukum berkaitan dengan isu-isu yang belum familiar sehingga Majelis Hakim dapat memeriksa dan mengambil keputusan yang benar dan adil.
Amicus Curiae dalam prakteknya juga telah diakui dan diterapkan dalam masyarakat hukum Indonesia, diantaranya dalam Perkara Peninjauan Kembali MA antara Time Inc. Asia, Et. Al melawan H.M. Suharto tahun 1999; Peninjauan Kembali MA antara Erwin Ananda melawan Negara Republik Indonesia (Kasus Playboy) tahun 2011; perkara di PN Tangerang antara Prita Mulyasari melawan Negara Republik Indonesia (Kasus Prita) tahun 2009; perkara di PN Makassar antara Upi Asmaradhana melawan Negara Republik Indonesia tahun 2009.