Pemerintah Indonesia mengabulkan permohonan ekstradisi pemerintah Italia terhadap Antonino Messicati Vitale, seorang gembong mafia asal Palermo.
Ekstradisi ini dikabulkan merujuk kepada Pasal 39 ayat (4) dan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi dan dipertegas melalui Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2013.
Berdasarkan siaran persnya, Kementerian Hukum dan HAM mengatakan pihaknya telah bekerja keras hingga proses ekstradisi ini dapat berjalan kurang dari satu tahun. Kemenkumham sebagai otoritas dalam penanganan ekstradisi di Indonesia bekerja sama dengan Kejaksaan Agung, Kementerian Luar Negeri, Kepolisian dan Kementerian atau Lembaga negara lain yang terkait.
“Proses penyerahan ekstradisi dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 Desember 2013 di Ruang Jepun, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali,” Jelas siaran pers Kemenkumham, Rabu (11/12).
Sejumlah pejabat hadir dan terlibat dalam proses ekstradisi ini. Mereka adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Bali I Gusti Kompiang Adnyana, Plt. Direktur Hukum Internasional dan Otoritas Pusat Cahyo Muzhar, Kepala Divisi Imigrasi, Kepala Divisi Pemasyarakatan, Plt. Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Kepala Lapas Kerobokan, dengan menghadirkan saksi dari Kejaksaan Agung, Kementerian Luar Negeri, dan Kepolisian. Sementara itu perwakilan dari Pemerintah Italia yang hadir adalah Angelo Pichierri yang merupakan Tim Pengawal Vitale.
Cahyo Muzhar menyatakan pertimbangan pemerintah Indonesia mengabulkan permohonan ekstradisi Pemerintah Italia ini karena adanya hubungan baik antar kedua negara. Ia menegaskan Pemerintah Indonesia berkomitmen tinggi dalam upaya memberantas kejahatan lintas negara dalam rangka penegakan hukum.
Sebagaimana dilansir resmi website interpol, Vitale yang berusia 40 tahun merupakan seorang gembong mafia dari Palermo, Sisilia, Italia. Ia merupakan anak kandung dari Godfather Klan Villabate, Pietro Messicati Vitale. Geng ini terkenal kejam dan sempat terlibat perang berdarah dengan kelompok mafia lain di Palermo pada 1990an yang mengakibatkan puluhan orang tewas.
Vitale ditangkap di kawasan Seminyak Bali pada 7 Desember 2012. Penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan atas koordinasi dan penyelidikan bersama antara Interpol Indonesia dengan Polda Bali berdasarkan informasi dari Interpol Italia.