Bank Indonesia (BI) bersama stakeholder ekonomi syariah berencana meluncurkan program Gerakan Ekonomi Syariah (Gres). Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, program Gres ini menjadi pintu masuk bagi perkembangan ekonomi syariah.
Hal itu dikarenakan dalam program ini seluruh stakeholder baik regulator, perbankan, lembaga keuangan di syariah hingga asosiasi akan dilibatkan. Salah satu tujuan dari program Gres untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menggunakan jasa keuangan syariah.
“Peningkatan awareness akan efektif dilakukan bila seluruh pelaku ekonomi syariah bekerja secara bersama-sama melakukan program edukasi dan promosi keuangan syariah,” kata Halim di kantornya, Kamis (31/10).
Menurut Halim, keterlibatan seluruh stakeholder dipercaya dapat mengatasi keterbatasan sumber daya karena seluruh potensi kekuatan saling bersinergi. Bukan hanya itu, ia berharap dengan adanya program ini dapat melahirkan inovasi produk yang bisa mengembangkan pertumbuhan sistem keuangan syariah di Indonesia.
Terlebih lagi, kata Halim, sejumlah pondasi hukum dalam bentuk perundang-undangan di sektor syariah telah ada. Seperti, UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, paket UU Perpajakan yang mendukung terwujudnya netralitas perlakuan pajak bagi keuangan syariah termasuk kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana atau tabungan haji di bank syariah.
Ketua Umum Asosiasi BMT Seluruh Indonesia (Absindo), Aries Muftie, mengakui dalam kurun waktu 20 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi syariah masih berjalan lambat. Atas dasar itu, program Gres yang akan diresmikan ini diharapkan menjadi awal perkembangan ekonomi syariah.
“Dengan Gres berjamaah serentak semuanya, ini suatu gerakan sinergi. Kita harapkan dengan berjamaah dampaknya lebih luas,” kata Aries.