Pertamina Hentikan Sementara Produksi Minyak Mentah
Berita

Pertamina Hentikan Sementara Produksi Minyak Mentah

Hatta Rajasa minta aparat tidak pandang bulu dalam menuntaskan kasus pencurian minyak mentah ini.

FNH
Bacaan 2 Menit
Pertamina Hentikan Sementara Produksi Minyak Mentah
Hukumonline

PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menghentikan produksi minyak mentah (crude oil) sebanyak 12.000 barel per hari. Penghentian sementara ini berangkat dari temuan Pertamina atas bocornya pipa-pipa  aliran minyak mentah di beberapa titik Sumatera. Kebocoran pipa-pipa tersebut disebabkan adanya pencurian crude oil di daerah Tempino dan Bengkayan menuju Plaju (Provinsi Jambi).

Akibat dari penghetian tersebut, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan memastikan kebijakan ini tidak akan mengganggu distribusi pasokan pada saat arus mudik dan arus balik. Pertamina telah menyiapkan stock build up di lokasi lain yang akan dialihkan ke daerah Provinsi Jambi. "Kami akan pastikan tidak akan mengganggu distribusi," kata Karen usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta, Senin (29/7).

Menteri Koordinator Perekonomian (Menko) Hatta Rajasa mengaku menyetujui rencana Pertamina. Sebab, pencurian minyak alias illegal tapping merupakan masalah yang cukup serius. Jika Pertamina tidak segera menghentikan produksi crude oil di daerah tersebut, maka negara akan mengalami kerugian besar. Bahkan, pencurian dengan cara membobol pipa minyak mentah dapat membahayakan operasi Pertamina karena dapat meledak setiap saat. "Kalau tidak dihentikan, pipa-pipa tersebut bisa meledak setiap saat. Ini akan menyebabkan kerugian yang besar," kata Hatta.

Penghentian produksi sebesar 12.000 barel per hari dinilai Hatta cukup besar. Tetapi, kebijakan tersebut tepat. Pertamina dipastikan akan kembali mengoperasikan crude oil ke daerah tersebut apabila pipa-pipa yang di bor tersebut dipastikan aman.

Lebih lanjut Hatta mengatakan, rapat koordinasi kali ini juga memutuskan untuk menuntaskan kasus pencurian minyak mentah agar tidak terulang kembali. Pemerintah dan Pertamina akan melakukan upaya-upaya untuk mencari pelaku pencurian minyak mentah.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerinta adalah meminta PT Pertamina untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak keamanan guna mengatasi hal tersebut. Hal ini perlu ditindaklanjuti secara cepat agar pipa-pipa tersebut dapat beroperasi kembali.

"Kami meminta PT Pertamina untuk melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk secepat mungkin mengoperasikan pipa-pipa ini kembali. 12.000 barel itu cukup besar. Menaikkan produksi 1000 hingga 3000 barel per hari saja sudah cukup besar menaikkan effort kita, dan sekarang harus ditutup karena keselamatan dan keamanan," jelas Hatta.

Jika kondisi sudah aman dan semakin membaik serta pelaku sudah diamankan, maka produksi crude oil dapat segera dioperasikan. Hatta juga meminta pihak yang berwenang untuk tak pandang bulu dalam menyelesaikan kasus ini. Ia berpesan, siapa saja pihak yang terlibat harus diselesaikan melalui hukum yang berlaku. "Siapa saja, mau orang dalam mau orang luar, kalau ketahuan, sikat," pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait