KNKT Umumkan Hasil Investigasi Jatuhnya Sukhoi
Berita

KNKT Umumkan Hasil Investigasi Jatuhnya Sukhoi

Tidak ditemukan adanya indikasi kerusakan sistem pada pesawat selama penerbangan.

YOZ/ANT
Bacaan 2 Menit
KNKT umumkan hasil investigasi jatuhnya Pesawat Sukhoi. Foto: Sgp
KNKT umumkan hasil investigasi jatuhnya Pesawat Sukhoi. Foto: Sgp

Komite Nasional Keselamatan transportasi (KNKT) menyimpulkan dari hasil investigasi dan membaca Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) tidak ditemukan adanya indikasi kerusakan sistem pada pesawat selama penerbangan. Hal ini disampaikan Ketua KNKT Tatang Kurniadi, Selasa (18/12), saat merilis final report investigasi kecelakaan pesawat Sukhoi RRJ-95B Registrasi 97004 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada 9 Mei lalu.

Tatang mengatakan, dari hasil simulasi yang dilakukan setelah kejadian diketahui bahwa Terrain Awareness Warning System (TAWS) berfungsi dengan baik dan memberikan peringatan dengan benar sebanyak 1 kali peringatan terrain ahead dan dilanjutkan 6 peringatan avoid terrain. “Benturan seharusnya dapat dihindari jika dilakukan tindakan menghindar (recovery action) sampai dengan 24 detik setelah peringatan TAWS pertama,” katanya seperti dikutip dalam situs KNKT.

Sementara itu, pelayanan Jakarta Radar belum mempunyai batas ketinggian minimum untuk melakukan vector pada suatu daerah tertentu dan Minimum Safe Altitude Warning (MSAW) yang ada pada sistem tidak memberikan peringatan kepada petugas Jakarta Approach sampai dengan pesawat menabrak.

Investigasi yang dipimpin Prof Mardjono menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan, antara lain; a. Awak pesawat tidak menyadari kondisi pegunungan di sekitar jalur penerbangan yang dilalui dikarenakan beberapa faktor dan berakibat awak pesawat mengabaikan peringatan dari TAWS.

b. Jakarta Radar belum mempunyai batas ketinggian minimum pada pesawat yang diberikan vector, yaitu perintah berupa arah yang diberikan oleh pengatur lalu lintas udara kepada pilot pada layanan radar. Selain itu, Jakarta Radar belum dilengkapi MSAW yang berfungsi untuk daerah Gunung Salak karena daerah itu memang bukan lintasan penerbangan komersial.

c. Terjadi pengalihan perhatian terhadap awak pesawat dari percakapan yang berkepanjangan dan tidak terkait dengan penerbangan, yang telah menyebabkan pilot yang menerbangkan pesawat tidak dengan segera mengubah arah pesawat ketika orbit dan pesawat keluar dari orbit tanpa sengaja.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin, mengatakan hasil investigasi penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 merupakan laporan obyektif dan seimbang. "Menurut estimasi para ahli, investigasi diadakan sesuai dengan standar International Civil Aviation Organization (ICAO)," ujar Mikhail.

Tags: