Setelah mundur lebih dari tiga jam dari waktu yang dijanjikan semula, Presiden Wahid akhirnya jadi memberikan pernyataan pentingnya dihadapan para wartawan. Dalam konferensi pers yang di relay oleh semua stasiun televisi Indonesia tersebut presiden mengeluarkan dekritnya.
Isi dekrit yang dikeluarkan presiden tertanggal 22 Juli 2001 tersebut terdiri dari empat poin. Keempat poin tersebut yaitu membekukan MPR RI dan DPR RI, mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan membentuk badan untuk menyelenggarakan pemilu dalam waktu satu tahun, membekukan Partai Golkar dan memerintahkan kepada TNI/Polri untuk mengamankan langkah-langkah tersebut yaitu membekukan
Presiden mengatakan bahwa dikeluarkannya dekrit tersebut dilakukannya demi keselamatan bangsa. Menurut presiden, tindakannya ini dilakukan atas desakan rakyat dan mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Indonesia.
Menurut presiden, dalam beberapa hari banyak sekali tokoh-tokoh lembaga swadaya masyarakat yang menghadap kepadanya. Para tokoh tersebut mendesak dirinya untuk segera mengeluarkan dekrit. Dukungan terhadap dekrit ini juga datang dari para kiai yang baru saja selesai menggelar acara di Batu Ceper, Bekasi.
Upaya menjatuhkan presiden
Presiden juga mengatakan bahwa dekrit ini dikeluarkan karena adanya upaya-upaya menjatuhkan dirinya dari kursi kepresidenan. Presiden kemudian mengutip pernyataan Ketua MPR Amien Rais tentang akan adanya pemimpin Indonesia baru dalam waktu dekat.
"Mas Amien Rais menyatakan, bahwa sebentar lagi Indonesia akan mempunyai pemimpin yang baru. Ini berarti ada upaya-upaya untuk menjatuhkan saya," ujar presiden menirukan pernyataan Amien yang diucapkan Amien seusai pertemuan ketua partai politik di rumah wakil presiden Megawati Soekarno Putri, pada Minggu siang (22/7).
Karena itu, menurut presiden, agar tidak terjadi adanya presiden kembar di Indonesia, presiden mengeluarkan dekrit. "Demi keselamatan bangsa, dan menjaga agar jangan sampai terjadi kepemimpinan kembar di Indonesia, dengan ini saya berlakukan dekrit," tegas presiden.