Yeni Fatmawati:
Lawyer, Runner, dan Produser
Srikandi Hukum Part II

Yeni Fatmawati:
Lawyer, Runner, dan Produser

Ia tercatat pernah bekerja di beberapa perusahaan papan atas Indonesia. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan dalam hidup.

FNH
Bacaan 2 Menit
Foto: RES
Foto: RES

Semula bercita-cita menjadi diplomat, tetapi akhirnya terjun menjadi corporate legal officer. Begitulah garis kehidupan yang kini dijalani Yeni Fatmawati. Sehari-hari, Yeni sibuk menangani urusan hukum dan compliance di Unilever Indonesia, Unilever Body Care dan Unilever Oleochemical. Dengan posisi itu, Yeni bersama delapan orang mitranya harus bolak balik mengurusi masalah hukum dari hilir ke hulu, from farm to table.

Meskipun disibukkan segudang urusan di perusahaan, tak menyurutkan perempuan kelahiran 5 Januari itu menjalankan ambisi dan hobinya. Saat ditemui beberapa waktu lalu, Yeni bercerita tentang hobinya mengikuti lomba lari. Sebagai runner, Yeni telah mengikuti beberapa event lari di dalam dan luar negeri. Mei lalu, Yeni tampak berada di tengah-tengah peserta Singapore Half Marathon NTUC Run for Tomorrow.

Sebelum berangkat ke kantor, ia menyempatkan diri lari pagi atau yoga. Lari atau yoga diyakini bisa membuat tubuhnya selau fit saat menjalankan tugas yang padat. Lari, kata ibu dua anak ini, dapat melatih manajemen tubuh. Dengan berlari secara rutin, daya tahan tubuhnya menjadi lebih baik dan fresh. Bahkan, bisa meningkatkan mood sehingga sangat mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari.

Menggeluti dunia musik tentu bukan sesuatu yang asing bagi orang hukum seperti Yeni. Kini, ia tengah menggarap dan memproduseri sebuah album rock progresif. Untuk menggarap album ini, Yeni bekerjasama dengan dua sahabatnya yang juga orang hukum, Mohammad Kadri, partner AKSET, dan Hendronoto Soesabdo dari kantor pengacara HHP. “Mudah-mudahan 17 Agustus sudah bisa beredar,” kata Yeni saat diwawancarai oleh hukumonline, Rabu (03/6) lalu.

Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, 1994, ada keinginan Yeni menjadi seorang diplomat. Karena itu pula sewaktu kuliah ia mengambil kekhususan hukum transnasional dan diplomatik. “Waktu kuliah saya ingin jadi diplomat,” ujar lawyer kelahiran 1971 itu.

Rupanya nasib berkata lain. Begitu lulus, ia diterima bekerja sebagai pengacara di kantor pengacara Tumbuan Pane. Terhitung bulan, ia memutuskan pindah ke kantor pengacara Hadiputranto Hadinoto and Partners (HHP). Di lawfirm  besar ini, Yeni menempa pengalaman hingga 7,5 tahun.

Dari sana ia terus menimba pengalaman mulai dari GE Finance, Coca Cola Indonesia hingga Danone Group. Pengalamannya menangani masalah hukum perusahaan, mengantarkan Yeni ke PT Sari Husada. Di perusahaan terakhir ini Yeni bekerja sekitar delapan tahun. Pekerjaannya tak hanya mengurusi masalah hukum, tetapi juga komunikasi publik, regulasi, dan tanggung jawab sosial perusahaan.

ICCA
Kini, ibu dari Rayhan (14) dan Naura (12) itu bekerja di Unilever. Pengalaman sebagai corporate lawyer mengantarkan Yeni dikenal sebagai salah seorang penggagas Indonesia Corporate Counsel Assosiation (ICCA) pada 2004 silam.

Di asosiasi para pengacara perusahaan inilah Arsul Sani mengenal lebih dekat Yeni. Sebagai Ketua Umum Periode 2006-2008, Arsul sering mendiskusikan program-program asosiasi dengan pengurus dan penggagas, termasuk Yeni. Dari perkenalan di ICCA itulah Arsul bisa menilai Yeni sebagai perempuan yang punya semangat luar biasa. Menapaki jenjang karir dari bawah hingga memperoleh capaian seperti sekarang.

Di mata Arsul, keberhasilan Yeni menapaki karir bisa dilihat dari dua sisi pengalaman sekaligus. Yeni punya pengalaman bertahun-tahun sebagai inhouse lawyer perusahaan, dan sekaligus pernah juga berpengalaman sebagai pengacara di lawfirm.

Dari intensitas diskusi di ICCA pula, Arsul menilai Yeni sebagai orang yang cerdas, punya argumentasi akademisi saat mengemukakan pendapat-pendapatnya. Dan yang lebih penting, sepengetahuan, Arsul, Yeni termasuk orang yang berusaha menjauhi praktek kotor dalam menjalankan tanggung jawab dan menyelesaikan masalah-masalah hukum di tempat ia bekerja. “Serius dalam mendiskusikan masalah, tetapi dalam membawakan keseriusannya itu dia tidak kelihatan serius. Jadi tetap ada unsur santainya. Ya, serius tapi santai,” kata Arsul tentang Yeni.

Komunikasi dan keseimbangan
Seberapa sibuk pun bekerja, keluarga tak bisa diabaikan. Komunikasi dengan kedua anaknya, Rayhan dan Naura, adalah ‘kunci’ bagi Yeni di tengah tumpukan pekerjaan. Sebagai single mom, Yeni mengaku berkomitmen menjaga komunikasi dan keseimbangan dengan kedua anaknya Ia memandang komunikasi yang hangat, baik itu dalam tim kerja maupun keluarga, dapat menghasilkan keterbukaan yang akan menjadi budaya. “Komitmen itu yang saya pegang dan jalani dengan konsisten. Keseimbangan antara me time and family time begitu juga social time,” jelas Yeni.

Baginya, karier dan keluarga adalah kesatuan, kehidupan yang utuh dan saling mendukung. Namun tetap, keluarga menjadi kunci kebahagiaan dan merupakan motivasi sekaligus inspirasi Yeni dalam bekerja. Dalam hal tersebut, Yeni menjalankan seluruh kegiatan dalam kehidupannya dengan filosofi “Be grateful, always have a dream, follow your bliss and enjoy simple pleasure.”

Toh, di tengah kesibukan itu, ia tetap menyempatkan diri untuk meng-update pengetahuan agar tak ketinggalan informasi dan peristiwa hukum. Membaca hukumonline, kata Yeni, penting untuk mengikuti peristiwa hukum dan regulasi terbaru. Apalagi pekerjaannya tak jauh-jauh dari urusan hukum.

Seperti seorang pelari, ia tak mau ketinggalan jauh dari pelari lain.

Tags:

Berita Terkait