Wisudawan IPK Tertinggi STHI Jentera Direkrut Firma Hukum Terbesar Indonesia
Utama

Wisudawan IPK Tertinggi STHI Jentera Direkrut Firma Hukum Terbesar Indonesia

Diterima sebagai trainee Associate di Assegaf Hamzah & Partners.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 3 Menit
Wisudawan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada lulusan ke-6 STHI Jentera, Osan Ramdan. Foto: HFW
Wisudawan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada lulusan ke-6 STHI Jentera, Osan Ramdan. Foto: HFW

Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera mewisuda lulusan keenam, Selasa (3/9/2024) lalu. Wisudawan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada lulusan ke-6 kali ini, Osan Ramdan bahkan sudah direkrut oleh law firm terbesar Indonesia Assegaf Hamzah & Partners (AHP). Alumnus dengan IPK 3,9 ini juga peraih IPK tertinggi dalam enam kali wisuda yang digelar STHI Jentera.

“Terima kasih sudah memfasilitasi proses belajar yang tidak hanya teori tapi juga praktik di berbagai institusi,” ujar Osan kepada Hukumonline. Ia tercatat sebagai mahasiswa penerima beasiswa studi di STHI Jentera. Selama berkuliah, Osan meraih sejumlah penghargaan. Misalnya menjadi delegasi dalam WIPO-China Summer School on Intellectual Property 2023 yang digelar World Intellectual Property Organization bersama East China University of Political Science and Law; Juara III Hukumonline Legal Opinion Competition: Law, Technology, & Innovation 2023; Juara II Legal Opinion Competition KPS UIN Sunan Kalijaga 2023; Naskah Terbaik Marvelaw UNNES Competition 2022; Harapan I Legal Opinion UNISSULA Law Fair 2022.

Hukumonline.comWisudawan berfoto bersama para dosen dan jajaran manajemen STHI Jentera. Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Saldi Isra (toga merah) menjadi tamu khusus, Selasa (3/9/2024). Foto: HFW

Baca juga:

Managing Partner AHP, Ibrahim Sjarief Assegaf ikut hadir dalam momen wisuda STHI Jentera. Ibrahim menjelaskan standar AHP dalam merekrut personel sepenuhnya pada kompetensi. “AHP tidak membedakan latar belakang almamater. Osan direkrut sebagai trainee Associate setelah evaluasi performanya selama menjalani magang di AHP. Jika ada kandidat yang bagus, kenapa tidak kami ambil?” katanya kepada Hukumonline.

Wisuda ini sekaligus menyambut 26 mahasiswa baru angkatan kesembilan. Alumni kampus hukum dengan slogan pembaruan hukum ini tersebar paling banyak di law firm dan nongovernmental organization (NGO). Ketua STHI Jentera, Arief Tarunakarya Surowijdojo merincikan data alumni yang tercatat telah merintis karier.

“80 sarjana hukum Jentera yang lulus sampai 2023 saat ini tersebar di lembaga negara (12%), dunia usaha (18%), firma hukum (20%), organisasi masyarakat sipil (50%), dan lain-lain (2%),” kata Arief dalam sambutannya. Advokat senior ini melaporkan capaian STHI Jentera meluluskan 98 sarjana hukum sebagai alumninya. Ia mengaku bersyukur atas capaian kampus hukum yang ikut ia dirikan bersama para koleganya.

Para pendiri STHI Jentera lainnya tampak hadir antara lain Erry Riyana Hardjapamekas (Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi 2003–2007) dan Abdul Haris M. Rum (Pendiri Azwar Hadisupani Rum & Partners; Ketua Umum Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal 2018–2021). Hadir pula Guru Besar Luar Biasa STHI Jentera, Susi Dwi Harijanti dan Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Rizky Argama.

Sejumlah dosen STHI Jentera tercatat sebagai praktisi di lembaga negara, peneliti NGO, serta law firm. Misalnya Binziad ‘Dafi’ Kadafi, Komisioner Komisi Yudisial yang hadir di wisuda ini untuk menyampaikan kesannya. “Kami bersyukur bisa mengajar anda semua, masa depan pembaharuan hukum Indonesia,” kata Dafi.

Wisuda STHI Jentera kali ini juga dihadiri secara khusus oleh Hakim Konstitusi sekaligus Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Saldi Isra. Ia memberikan orasi ilmiah dalam rangkaian wisuda. Saldi banyak berbagi kisahnya menempuh studi hukum hingga mencapai puncak karier akademik sebagai Guru Besar lalu diamanahi jabatan Hakim Konstitusi.

Hukumonline.comJajaran manajemen STHI Jentera berfoto bersama Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Saldi Isra (toga merah) yang menjadi tamu khusus dalam Wisuda ke-6, Selasa (3/9/2024). Foto: HFW

“Saya terdampar di bidang yang tidak pernah saya bayangkan. Saya lulusan SMA jurusan fisika, mendaftar kuliah jurusan Teknik Pertambangan. Jurusan hukum hanya untuk melengkapi jatah pilihan di formulir ujian yang saya isi tanpa pikir panjang,” ujar Saldi disambut tawa hadirin. Saldi mengaku hanya mencoba “bertahan hidup” menjalani takdir sebagai mahasiswa hukum Universitas Andalas. Tidak disangka, ia bisa meraih Indeks Prestasi (IP) 3,7 di semester pertama. Selanjutnya ia bahkan meraih IP 4,00 bahkan predikat mahasiswa berprestasi tingkat nasional.

Saldi menekankan pentingnya kesungguhan dalam menempuh studi. Ia menyebut kebutuhan Indonesia pada sarjana hukum yang berkualitas dan berintegritas kini semakin tinggi. “Saya melihat kampus STHI Jentera sudah berada di jalur yang tepat dalam merekrut mahasiswa secara ketat untuk menjadi pembaharu hukum Indonesia,” ujarnya.

Tags:

Berita Terkait