Wakil Presiden Boediono menegaskan bahwa semangat antikorupsi tak hanya terbatas pada pejabat publik, namun juga pada profesi lain, termasuk advokat.
Boediono menyatakan bahwa Indonesia masih butuh banyak "anti-corruption champions" di kalangan advokat. Menurutnya, peningkatan kualitas seleksi advokat, misalnya yang dilakukan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), bisa menjadi langkah awal untuk mendorong semangat antikorupsi di kalangan praktisi hukum.
"PERADI tentunya masih bisa meningkatkan kualitas seleksi, sehingga bisa memenuhi harapan masyarakat akan advokat yang berkualitas," jelas Boediono saat menyampaikan keynote speech dalam "Konferensi Antikorupsi: Korupsi di Indonesia – Tantangan dan Solusi", di Hotel JW Marriott, Jakarta, Rabu (24/4),
Lebih lanjut, Boediono menegaskan bahwa organisasi advokat seperti PERADI harus lebih proaktif dalam mempromosikan antikorupsi di kalangannya sendiri. Misalnya, melalui penegakan Kode Etik, hingga koordinasi dengan elemen-elemen masyarakat untuk melawan korupsi.
Tak hanya itu, Boediono mengimbau agar kerja sama internasional antara organisasi profesi juga harus lebih ditingkatkan. Menurutnya, hal ini perlu karena praktik korupsi tidak hanya terjadi di dalam negeri, melainkan sudah melampaui lintas batas negara.
Sebagai informasi, Konferensi yang digagas International Bar Association bekerjasama dengan PERADI ini akan berlangsung hingga Kamis (25/5). Selama dua hari penuh, praktisi hukum Indonesia dan negara-negara Asia-Pasifik akan membahas permasalahan korupsi, serta isu-isu terkait seperti kejahatan dalam dunia bisnis, asset recovery, risiko korupsi dalam investasi asing, hingga permasalahan korupsi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.