Dunia bisnis tak dapat dilepaskan dari suatu risiko aspek ekonomi maupun hukum. Tanpa ada manjemen risiko yang memadai, dapat berimplikasi terhadap kinerja bisnis suatu perusahaan. Sejatinya, manajemen risiko yang memadai menjadi kunci utama keberhasilan suatu bisnis. Namun di sisi lain, manajemen risiko dipandang masih memberatkan perusahaan karena menambah beban kerja tersendiri.
Senior Lecturer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Junino Jahja mengatakan manajemen risiko merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kegiatan bisnis. Malahan, bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan suatu kewajiban. Seperti kewajiban BUMN memiliki risk manajemen officer. Begitupula pada komisarisnya terdapat komite manajemen risiko.
“Manajemen risiko muncul dari ketidapastian. Ada risiko yang muncul dalam keputusan bisnis. Nah, risiko tersebut sebenarnya dapat diukur,” ujar Junino dalam acara “Manajemen Risiko: Menjaga Kepatuhan Hukum untuk Bisnis Keberlanjutan” di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Dia mengimbau agar para perusahaan tidak menganggap manajemen risiko sebagai suatu beban. Merujuk pengalamannya, Junino menyampaikan perusahaan termasuk BUMN belum memprioritaskan manajemen risiko. Menurutnya, acapkali perusahaan beranggapan manajemen risiko sebagai tambahan pekerjaan, khususnya di BUMN.
“Sehingga menjadi urutan ketiga bahkan keempat pekerjaan mereka,” katanya.
Baca juga:
- Mengenal Risiko Hukum dan Kepatuhan Bagi Perusahaan
- Memahami Penerapan Manajemen Risiko pada Perusahaan Jasa Keuangan
Pria yang pernah meniti karir sebagai Direktur Utama Perum Peruri Persero dan PT Rajawali Nusantara Indonesia/RNI (Persero) itu menerangkan, manajemen risiko digunakan untuk mengantisipasi risiko yang diperkirakan mungkin terjadi di masa mendatang. Fokus dari manajemen risiko adalah identifikasi dan penanganan risiko.
Junino Jahja dan Chief Operating Officer Hukumonline, Jan Ramos Pandia
Selain itu, tujuan manajemen risiko adalah memberikan nilai tambah yang maksimal pada semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi. Kemudian memberikan pemahaman atas faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang berdampak pada pencapaian sasaran organisasi. Serta, meningkatkan probabilitas kesuksesan dan mengurangi probabilitas kegagalan dan ketidakpastian pencapaian sasaran organisasi secara keseluruhan. Faktor risiko berasal dari internal dan eksternal.