Ken bisa bicara demikian karena tiap tahun pemenang PLF selalu berubah-ubah. Untuk lomba debat misalnya. Tercatat hanya Universitas Pelita Harapan (UPH) yang berhasil menjadi pemenang selama dua tahun berturut-turut, yaitu pada 2009 dan 2010. Selebihnya juara debat ini dimenangi oleh Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Universitas Jember masing-masing pada tahun 2011 dan 2012.
Sedangkan untuk lomba legislative drafting, Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada masing-masing menjadi pemenang di tahun 2010, 2011 dan 2012.
Debat SMA
Sejak PLF 2012, panitia mengikutsertakan siswa SMA menjadi peserta lomba. Tujuannya adalah untuk mengenalkan budaya berkonstitusi sejak awal. Hingga PLF 2013 ini diselenggarakan, kegiatan yang dilombakan untuk tingkat SMA baru debat.
Untuk PLF 2013, awalnya ada 10 SMA yang mendaftar. Namun beberapa sekolah mengundurkan diri dengan beragam alasan. Akhirnya, di tingkat final, dipertemukan dua sekolah favorit di Bandung, SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 5 yang pada tahun sebelumnya menjadi juara pertama dalam lomba ini.
Saat final lomba debat SMA berlangsung, kedua SMA saling menyampaikan argumen untuk mempertahankan mosi yang diajukan. Beberapa argumen hukum pun mereka lontarkan. Mulai dari mengutip pendapat ahli hukum, mengangkat isu-isu yang aktual hingga menyebut beberapa asas hukum. Salah satunya asas lex specialis derogat legi generalis’.
Salah seorang delegasi debat dari SMA 1, Muhammad Kahfi mengatakan, awalnya mereka mempelajari asas-asas hukum secara otodidak dari buku-buku. “Kami sering latihan bersama di perpustakaan, kami tidak ingin menjadi masyarakat yang buta hukum,” ujarnya.
Kahfi menambahkan, dalam perjalanan persiapan menghadapi PLF 2013 dia mendapat bantuan dari orang-orang yang mengerti hukum sehingga diskusi mengenai hukum jauh lebih terbantu.