Tips WH&SD Membangun Reputasi Kantor Hukum dari Rekomendasi
Hukumonline’s In-House Counsel Choice 2023

Tips WH&SD Membangun Reputasi Kantor Hukum dari Rekomendasi

Tidak ada strategi lain dalam membangun reputasi, kecuali mengerjakan tugas apa pun yang datang semaksimal mungkin.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Senior Partner WH&SD, William Palijama dan Hendrik Silalahi. Foto: Kreatif.
Senior Partner WH&SD, William Palijama dan Hendrik Silalahi. Foto: Kreatif.

Penilaian paling akurat tentang baik-buruknya kualitas kantor hukum tidak pernah datang dari dirinya sendiri. Hal ini disampaikan oleh William Palijama, Senior Partner William Hendrik & Siregar Djojonegoro Law Group (WH&SD) dalam wawancara dengan Hukumonline di kantornya yang terletak di daerah Senopati, Jakarta Selatan. Bersama Senior Partner WH&SD, Hendrik Silalahi, keduanya sepakat: tidak ada strategi lain dalam membangun reputasi, kecuali mengerjakan tugas apa pun yang datang semaksimal mungkin.

 

Hasil yang baik menciptakan kepuasan. Kepuasan lalu mendatangkan rekomendasi. WH&SD yang banyak bergerak di bidang korporasi, perbankan, komersial, dan litigasi ini percaya, tugas penting kantor hukumlah untuk menjaga jasa hukum yang diberikan tetap excellent, extramiles, dan penuh integritas.

 

“Kualitas jasa dan integritas dapat membangun reputasi. Kalau tidak ada itu, mana mungkin klien mau memberikan rekomendasi? Tolok ukurnya juga dapat dilihat kalau klien datang lagi, bahkan merekomendasikannya kepada calon klien lain,” kata Hendrik Silalahi.

 

Pada perhelatan Hukumonline’s In-House Counsel Choice 2023, WH&SD merupakan salah satu dari 77 nama kantor hukum yang direkomendasikan para in-house counsel perusahaan dari beragam sektor industri dan latar belakang. Sementara itu, Hendrik Silalahi dan William Palijama—menjadi dua dari 135 lawyers yang masuk dalam kategori Recommended Lawyers: Hukumonline's In-House Counsel Choice 2023. Rekomendasi, berasal dari riwayat hubungan kerja sama antara tim legal perusahaan dengan kantor hukum (maupun lawyer) selama satu tahun terakhir. Sejumlah aspek yang menjadi pertimbangan rekomendasi, di antaranya kompetensi; responsif dan andal; solusi yang tepat dan komprehensif; harga kompetitif; pemahaman akan karakter bisnis; serta pengetahuan dan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.    

 

“Kepuasan mereka adalah yang menjadikan kita dapat dinominasikan atau dipilih. Bicara tentang jasa, kita tidak dapat menilai diri sendiri. Kita bisa bilang diri hebat. Namun, kalau tidak ada klien yang loyal atau ‘repeat order’, berarti tidak sesuai fakta. Sejauh ini, kami melihat klien yang sudah bertahun-tahun. Itu artinya, kami memang dapat dipercaya. Kami berterima kasih pada Hukumonline yang sudah menyelenggarakan acara seperti ini. Kami merasa diakui dan diapresiasi. Ajang ini juga mempererat dan mencairkan ikatan antara lawyer dan in-house counsel, baik dari sisi profesional, marketing, bahkan hubungan persahabatan,” ujar William.   

 

“Publikasi dari acara Hukumonline’s In-House Counsel Choice 2023 sangat luar biasa. Sebelumnya, belum pernah ada yang menyelenggarakan acara serupa. Ini adalah suatu penghargaan yang bagus sekali, apalagi kami senang, WH&SD juga menjadi salah satu kantor hukum yang tercatat,” Hendrik menambahkan.

 

Menjadi Jembatan untuk Permasalahan In-House Counsel

Sepanjang pengalamannya, WH&SD menangani klien korporasi dari banyak sektor dan latar belakang. Menurut pandangan WH&SD, external counsel biasanya terjadi karena beragam alasan. Pertama, soal kebutuhan akan second opinion ketika akan melakukan aksi korporasi. Nah, lawyer eksternal umumnya akan diminta untuk memberikan nasihat hukum.

 

“Kadang kala, mereka juga sebenarnya sudah tahu jawabannya, tetapi ingin meminta konfirmasi dari pihak eksternal,” ujar Hendrik.

 

Kedua, mereka memerlukan bantuan ketika akan melakukan aksi korporasi lain, seperti merger atau akuisisi. Dalam hal ini, memilih external counsel yang independen dan memiliki pengalaman terkait menjadi penting. Merupakan gabungan dari dua kantor hukum, WH&SD terdiri atas para lawyer berpengalaman luas dan memiliki keahlian mendalam tentang seluk-beluk dunia hukum, pemerintahan, serta industri di Indonesia. Jam terbang dan kepribadian para pendiri ini memungkinkan WH&SD untuk berkomunikasi secara terampil, bernegosiasi, menerjemahkan kekhawatiran klien, dan menjadi jembatan untuk mencapai kelancaran transaksi sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

 

Ketiga, perihal masalah hukum yang sedang dihadapi. External counsel akan dibutuhkan ketika sedang terjadi sengketa, penyelesaian suatu sengketa, atau upaya mediasi.

 

“Namun, kadang kala, penunjukan juga terjadi karena counterpart mereka sudah menggunakan lawyer. Untuk deal-deal tertentu, memang membutuhkan external counsel agar kedudukannya lebih imbang. Di sisi lain, mereka juga bisa lebih nyaman dan percaya diri,” ungkap William.

 

Untuk memberikan jasa hukum yang maksimal, kualitas internal lawyer menjadi hal yang harus dipastikan dan ditingkatkan. William melanjutkan, di WH&SD, proses ‘menjaga kualitas’ tersebut bahkan sudah dilakukan sejak tahap rekrutmen. Tidak hanya itu, WH&SD pun memiliki program mentoring yang turut membantu perkembangan para lawyer.

 

“12 bulan pertama di WH&SD, lawyer tersebut akan dibimbing oleh para senior. Mereka juga akan dilibatkan untuk mendukung para mentor atau senior, misalnya dalam memberikan bantuan atau proses riset. Dari sana, akan dilihat kesiapan mereka sebelum akhirnya terjun langsung dalam proyek, perkara, atau proses litigasi,” Hendrik melanjutkan.

 

Menjaga Komunikasi Dua Arah

Hukumonline.com

Hendrik Silalahi dan William Palijama—menjadi dua dari 135 lawyers yang masuk dalam kategori Recommended Lawyers: Hukumonline's In-House Counsel Choice 2023.

 

Pada dasarnya, kepuasan klien ditentukan oleh servis yang telah diberikan. Jika berujung tidak puas, apa pun program yang ditawarkan, akan diabaikan. Namun, kalau sudah puas, barulah WH&SD berlanjut pada sejumlah program yang menjadi nilai tambah, seperti training atau pendidikan hukum kepada klien.

 

“Jadi, tidak semata berakhir pada jasa hukum. Kita juga harus memberikan added value untuk membina hubungan baik dan membantu mereka,” kata Hendrik.

 

Sebagai penyedia jasa, maka penting bagi lawyer untuk memahami bisnis klien terlebih dulu. Pada tahap ini, membina komunikasi dua arah menjadi fondasi penting, sebab dapat menentukan akurasi nasihat hukum yang akan diberikan.  

 

“Pada beberapa case, kami mengharapkan in-house counsel dapat menjadi jembatan yang baik antara pihak eksternal (lawyer) dengan internal (manajemen). Karena jika tidak, hal itu bisa menjadi blunder. Kadang-kadang, kesannya justru kami yang tidak perform. Selain itu, in-house counsel juga harus punya kapabilitas yang mumpuni untuk mengenal sendiri perusahaannya. Jadi, bukan hanya komunikasi tetapi juga kemampuan mengolah data, membungkus informasi, dan menyampaikannya dengan bahasa yang dapat dipahami. Hal ini berlaku untuk kedua belah pihak,” ujar William.

  

Artikel ini merupakan kerja sama antara Hukumonline dengan William Hendrik & Siregar Djojonegoro Law Group (WH&SD).

Tags:

Berita Terkait