“Korupsi itu menyalahgunakan wewenang publik untuk kepentingan diri sendiri apapun itu bentuknya. Kami berharap, kader Partai Ummat mampu menjadi sosok yang mendedikasikan waktu dan pikirannya untuk kepentingan rakyat,” pesan Ghufron.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Umma Ridho Rahmadi berharap program Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Terpadu mengajarkan banyak hal termasuk etika dan moralitas yang harus dimiliki kader partai. Dua hal tersebut, menurut Ridho mampu memutus catatan hitam kader parpol yang terjerat tindak pidana korupsi.
“Angka yang luar biasa dan harus kita lawan. Kalau korupsi dianggap penyakit maka harus dipotong mata rantainya tanpa ampun,” ujarnya.
Menantu dari Muhammad Amien Rais itu mengajak seluruh kader Partai Ummat mulai dari level Dewan Pimpinan Pusat (DPD), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), hingga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) agar menjaga integritas dalam melaksanakan Pemilu 2024. Harapannya, Pemilu 2024 dapat terlaksana dengan baik dan menghadirkan kader yang bisa membawa Indonesia menuju negeri tanpa korupsi.
Kerjasama berantas korupsi
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengingatkan kader partai terus bekerja sama dalam memberantas korupsi dan menjauhi segala potensi korupsi di partainya. Hal tersebut tercemin dari Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia, dimana tahun lalu dari skala 0-100, IPK Indonesia berada diangka 34, turun dari tahun 2021 di angka 38.
“Karenanya, KPK bersama seluruh elemen bangsa terus bekerja sama untuk memberantas korupsi,” ujarnya.
KPK berharap, para wakil rakyat terpilih merupakan sumber daya cerdas dan berintegritas, karena setidaknya kedua faktor tersebut harus dimiliki setiap wakil rakyat. Dengan demikian, dalam kerja-kerjanya wakil rakyat dapat merumuskan berbagai kebijakan yang cerdas dan berpihak pada rakyat. Alex menyampaikan, KPK tidak bisa kerja sendirian. Para parpol mengemban tanggung jawab untuk mendidik para kadernya dan turut serta dalam mengkampanyekan integritas.