Survei OJK : Gap Antara Inklusi dan Literasi Masih Jadi Persoalan
Terbaru

Survei OJK : Gap Antara Inklusi dan Literasi Masih Jadi Persoalan

Adanya gap antara inklusi dan literasi itu lebar, disana terdapat potensi resikonya yaitu banyak masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan tetapi belum memahaminya.

Willa Wahyuni
Bacaan 2 Menit

Hasil survei nasional ini menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan, strategi, serta merancang produk atau layanan keuangan sesuai kebutuhan konsumen serta dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini baik OJK maupun pelaku usaha jasa keuangan untuk melakukan program atau kegiatan edukasi secara masif kepada masyarakat yang hasilnya dapat dilihat secara nyata. Program tersebut dilakukan secara variatif untuk menarik perhatian masyarakat.

Literasi keuangan dan inklusi merupakan salah satu wadah untuk mencapai keefektifan dan efisiensi atas keuangan dari individu. Baik literasi keuangan maupun inklusi keuangan merupakan hal penting karena individu akan mampu melihat uang dengan sudut pandang yang berbeda dan memiliki kendali atas kondisi keuangannya.

Friderica berharap kegiatan edukasi literasi keuangan dapat meningkatkan inklusi keuangan tidak hanya dilakukan oleh OJK tetapi juga dapat dikerjakan oleh semua pihak karena satu persen inklusi keuangan akan berdampak nyata bagi masyarakat.

“Satu persen inklusi keuangan masyarakat menaikkan semangat manusia sebesar 0,16%. Jadi dampaknya sangat nyata dirasakan oleh semua pihak,” kata dia.

Friderica juga memberikan kabar baik bahwa peningkatan literasi keuangan dari sisi gender khususnya bagi perempuan meningkat sangat pesat. Hal ini merupakan kabar menggembirakan karena bagi OJK, karena kelompok perempuan adalah menjadi kelompok penting untuk suksesnya program edukasi di masyarakat.

Tags:

Berita Terkait