KY telah memeriksa calon hakim agung Sudrajat Dimyati yang diduga melakukan lobi di toilet di DPR saat mengikuti fit and proper test calon hakim agung pada 18 September. Hakim Pengadilan Tinggi Pontianak ini diperiksa selama dua jam sejak pukul 10.00 hingga pukul 12.00 WIB oleh Komisioner KY Djaja Ahmad Jayus dibantu dua tenaga ahli.
Dalam pemeriksaan itu, Sudrajat membantah keras tuduhan yang selama ini beredar bahwa dirinya melakukan transaksi dengan menyelipkan amplop putih kepada Anggota Komisi III DPR Bachrudin Nasori. Bahkan, dia mengaku tidak mengenal Bachrudin yang secara kebetulan bertemu di toilet DPR usai menjalani fit and proper test di DPR.
“Saya mencintai kebenaran, demikian juga semua orang, termasuk wartawan. Berita yang menyebut ada perpindahaan amplop atau kertas dari tangan saya ke seseorang yang ada di sebelah kiri saya ketika di urion, itu tidak ada sama sekali yang pindah, apapun itu,” kata Sudrajat, saat memberikan keterangan pers di Gedung KY, Kamis (26/9).
“Saya tidak mengetahui siapa yang datang tanggal 18 September itu. Saya tidak tahu orang yang disamping itu saat buang hajat,” tegasnya.
Atas kejadian itu, Sudrajat tidak bisa meneruskan mimpinya untuk menjadi hakim agung. Sebab, dalam proses pengumuman seleksi calon hakim agung di Komisi III DPR tidak memilih dan menetapkan dirinya sebagai hakim agung.
Sudrajat pun mengaku belum memikirkan untuk mengikuti kembali seleksi hakim agung lagi atau tidak karena saat ini dia masih berpikir hikmah dari kejadian ini. “Posisi saya saat ini sedang memikirkan maksud baik dari Tuhan yang mengizinkan hal ini terjadi pada saya.”
Dia berharap persoalan ini dianggap selesai karena seleksi CHA sudah berakhir dengan terpilih empat hakim agung. “Yang jelas, the game is over, seleksi sudah selesai. Sudah terpilih empat hakim agung, kita berikan apresiasi. Saya ucapkan selamat bertugas, kita tetap apresiasi pekerjaan besar dari Komisi III DPR,” katanya.