STHI Jentera Gelar Pameran HAM dan Konstitusi
Berita

STHI Jentera Gelar Pameran HAM dan Konstitusi

Dalam rangka open house, STHI Jentera juga menggelar acara talkshow dan stand up comedy.

RIA
Bacaan 2 Menit
Acara pameran yang digelar STHI Jentera. Foto: Twitter @jentera
Acara pameran yang digelar STHI Jentera. Foto: Twitter @jentera
Terhitung sejak Jumat, 24 Juni 2016, Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera (STHI Jentera) menggelar Open House di kampusnya yang terletak di Puri Imperium, Kuningan, Jakarta Selatan. Rangkaian acara ini juga berlangsung hingga Sabtu (25/6) sore yang ditutup dengan buka puasa bersama.

Dalam open house tersebut tamu undangan diberikan gambaran mengenai kegiatan belajar mengajar serta kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa dalam momen-momen yang tertangkap kamera. Tamu yang hadir pun dapat bertanya dan berdiskusi lebih jauh baik dalam talkshow maupun bertanya langsung kepada seluruh warga STHI Jentera.

Selain itu, perwakilan mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan kegiatan mereka dan menyampaikan prestasi yang telah mereka capai selama di STHI Jentera. Secara khusus, Ketua Yayasan Studi Hukum dan Kebijakan Eryanto Nugroho – yayasan yang menaungi STHI Jentera – mengatakan bahwa dalam open house ini mahasiswa memang diminta turut aktif terlibat di dalamnya.

“Sebagian bagian dari kegiatan belajar mengajar, mahasiswa di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera sebagai pelajar berpartisipasi aktif. Jadi tidak hanya duduk dan mendengar serta menerima informasi, tetapi juga ikut terlibat dalam berbagai proyek, salah satunya adalah open house ini,” kata Ery.

Bentuk keterlibatan mahasiswa yang dapat dinikmati pengunjung adalah instalasi yang berisi gambaran sejarah pelanggaran HAM di masa lampau. Dengan mengangkat tema “Potret HAM dalam Lembar Konstitusi”, hasil pameran ini ditampilkan dalam open house sebagai tugas akhir Hukum Tata Negara. Untuk diketahui, pameran ini masih dapat dilihat sampai 28 Juni 2016.

Bukan hanya itu saja, open house STHI Jentera juga menyajikan hiburan berupa pertunjukan musik dan stand up comedy yang diisi oleh musisi-musisi yang cukup ternama. Ery menyebutkan bahwa kesenian ini merupakan refleksi pandangan jentera bahwa mencapai keadilan tidak bisa hanya berhenti di nalar tetapi juga perlu ada empati yang bisa disalurkan dan ditularkan melalui kesenian.

“Jadi kalau bicara keadilan jelas tidak sekedar logika tetapi juga ada soal rasa. Nah di situ rangkaian acara ini mudah-mudahan bisa memberikan gambaran tentang STHI Jentera ini yang memposisikan diri sebagai sekolah hukum yang akan melahirkan generasi pembaru hukum,” tutup Ery.
Tags: