Sofie Chandra: Adaptasi, Kunci Keberhasilan Menjalankan Berbagai Peran
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2021

Sofie Chandra: Adaptasi, Kunci Keberhasilan Menjalankan Berbagai Peran

Belajar dari pengalaman, Sofie mengajak rekan lainnya untuk dapat memberikan dorongan dan dukungan kepada sesama rekan terutama perempuan yang sedang berjuang dan dalam proses adaptasi di masa yang sulit ini.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit

 

Selain menjalankan perannya sebagai konsultan hukum, Sofie juga merupakan seorang ibu dari anak laki-laki yang terbilang cukup aktif. Apalagi di awal pandemi. Anaknya masih berusia empat bulan dan ia harus pintar mengatur waktu antara bekerja dari rumah, menyusui, dan menjaga anak.

 

Di kantor Ginting & Reksodiputro, Sofie juga menjalankan perannya sebagai recruitment committee yang bertugas merekrut talenta baru; menjadi mentor bagi intern yang baru diterima di kantor; serta mental health allies di mana ia merupakan salah satu orang yang dapat dihubungi oleh rekan sekantor yang memiliki isu mental health. Tentu saja, adaptasi untuk menjalankan semua peran tersebut tidak mudah. Bagaimanapun, ia harus memastikan kualitas kerja tetap sempurna dan secara paralel menjalankan perannya sebagai ibu maupun tugas lain yang dipercayakan kepadanya.

 

Tantangan tersebut dipandangnya sebagai kesempatan untuk dapat membuktikan bahwa dirinya mampu. Oleh karenanya, orang lain di posisi yang sama juga mampu untuk berkarya di masa perubahan ini.

 

Berdasarkan berbagai penelitian tentang pengaruh Covid-19 terhadap perempuan di lingkungan kerja, saat ini sedang terjadi ‘female recession’. Ini adalah penurunan jumlah perempuan bekerja, akibat bentroknya peran perempuan sebagai ibu dan pekerja. Salah satu penyebabnya, yakni kebiasaan maupun norma yang menuntut perempuan untuk menghabiskan lebih banyak waktu mengurus rumah tangga dibandingkan laki-laki.

 

Keadaan ini diprediksi akan terus berlangsung sampai 2022, dan mungkin akan memburuk apabila pandemi belum berakhir. Hal ini sungguh disayangkan, sebab penelitian membuktikan perusahaan yang mempekerjakan perempuan mempunyai profit yang lebih tinggi. Hal ini karena perempuan dinilai mempunyai emotional intelligence yang lebih tinggi yang membuat mereka lebih dapat berempati—suatu kualitas yang diperlukan oleh pemimpin terutama di kantor konsultan hukum di mana hampir semua pekerjaan memerlukan teamwork.

 

Secara natural, perempuan juga dianggap lebih mampu beradaptasi dengan dunia kerja yang penuh tekanan dan dapat memanfaatkannya sebagai batu loncatan untuk mencari solusi untuk kebaikan bersama. Nilai plus pekerja perempuan inilah yang dijunjung tinggi oleh kantor Ginting & Reksodiputro. Kini, terdapat 31 perempuan yang bekerja di Kantor Hukum Ginting & Reksodiputro, hampir separuh dari jumlah pekerja.

 

Sofie mengakui, ia sangat beruntung karena mendapat dukungan penuh dari keluarga dan rekan kantor selama proses adaptasi sebagai working mother. Belajar dari pengalaman, Sofie pun mengajak rekan lainnya untuk dapat memberikan dorongan dan dukungan kepada sesama rekan terutama perempuan yang sedang berjuang dan dalam proses adaptasi di masa yang sulit ini.

 

“Masa pandemi ini belum pernah terjadi di masa modern dan merupakan hal baru bagi kita semua. Di masa perubahan yang unprecendented ini, kita semua dipaksa untuk beradaptasi, menghadapi tantangan dan dituntut untuk terus berkarya. Perubahan ini tentunya lebih sulit dihadapi oleh setiap working mother. Semoga masa perubahan yang drastis ini dapat melahirkan next generation female lawyers yang tangguh dan dapat terus berkontribusi di bidang hukum di Indonesia,” pungkas Sofie.  

Tags:

Berita Terkait