Sisa Anak Buah Teroris Santoso Tinggal Belasan Orang
Aktual

Sisa Anak Buah Teroris Santoso Tinggal Belasan Orang

Terakhir, dua anak buah gembong teroris Santoso, yakni Jumri alias Tamar dan Salman alias Opik menyerahkan diri.

Bacaan 2 Menit
Dalam pemberantasan terorisme dan NII DPR dukung TNI penuh.<br> Foto: Sgp
Dalam pemberantasan terorisme dan NII DPR dukung TNI penuh.<br> Foto: Sgp
Satuan Tugas Operasi Tinombala yang bertugas mencari sisa jaringan kelompok teror Santoso, mengklaim anggota kelompok teror yang masih bertahan di dalam pelarian berjumlah 16 orang.
Hal itu dinyatakan oleh juru bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Jakarta, kemarin. Menurutnya, setelah gembong teroris Santoso tewas ditembak, 16 orang anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) anak buah Santoso bertahan di Pegunungan Biru, Tamanjeka Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
Terakhir, dua anak buah gembong teroris Santoso, yakni Jumri alias Tamar dan Salman alias Opik menyerahkan diri.
Jumri dengan ditemani keluarganya menyerahkan diri kepada Satgas Tinombala, Jumat (5/8). Sementara itu, Salman menyerahkan diri kepada petugas ketika berada di sebuah kebun milik warga di Kampung Tamanjeka, Poso, Sulteng, Minggu (7/8).
Sebelumnya, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bersama dengan jajaran Polda Sulteng menangkap tiga orang terduga teroris kelompok MIT, Kamis (4/8). Ketiganya berinisial IA, JA dan MA.
IA ditangkap di rumahnya di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulteng, sedangkan JA ditangkap di rumahnya di Palu, Sulteng.
Sementara itu, MA ditangkap di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, ketika hendak berangkat ke Kalimantan.
Ketiganya berperan sebagai kurir pemasok logistik bagi kelompok Santoso. Meski demikian, ketiganya tidak masuk daftar buron dalam Operasi Gabungan Tinombala. (Baca juga:Istri Gembong Teroris Santoso Naik Berat Badan Sejak Ditahan)
Satgas Siap Gandeng Komnas HAM
Sementara itu, satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 akan menggandeng Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk menfasilitasi penyerahan diri 16 orang daftar pencarian orang anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) masih bertahan di Pegunungan Biru.
"Saya ditelepon oleh Bapak Kapolri, beliau menyampaikan akan ada kerja sama dengan Komnas HAM, minggu depan akan datang ke sini," kata Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi, usai pelepasan personel Brimob yang telah bertugas di Poso Provinsi Sulawesi Tengah.
Menurut Rudy, kerja sama dilakukan untuk memastikan keamanan dan penegakan hukum dalam proses penyerahan diri DPO yang tersisa, sehingga Komnas HAM ikut meminta dukungan dari Satgas Tinombala.
"Jadi, ada jaminan mereka yang menyerahkan diri jika difasilitasi oleh Komnas HAM, dan kami akan rapatkan lagi agar nantinya tidak ada kesalahan," ujarnya pula. (Baca juga: Polisi: Perburuan Teroris di Indonesia Masih Berlanjut)
Kapolda menekankan bahwa kerja sama tersebut untuk menyatukan keinginan dari Komnas HAM dan Satgas Tinombala yang menghendaki mereka untuk turun gunung.
"Kami akan perlakukan sebaik-baiknya seperti yang sudah turun sebelumnya, dan melakukan proses hukum dengan seadil-adilnya," katanya lagi.
Kapolda juga menegaskan bahwa jumlah personel Polri yang ada saat ini bukan merupakan tambahan melainkan pergantian.
"Adanya pergantian ini hanyalah melanjutkan Operasi Tinombala yang telah berlangsung sejak Desember lalu, dan mereka yang telah ada hanyalah merupakan tambahan dari Operasi Tinombala," ujar Kapolda pula.
Setelah gembong teroris Santoso tewas ditembak, pemerintah mengimbau anak buahnya untuk turun gunung dan menyerahkan diri, dan masih ada 16 orang daftar pencarian orang anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) anak buah Santoso bertahan di Pegunungan Biru, Tamanjeka Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.
Tags:

Berita Terkait