Semarak Demokrasi Ceria ala Pemilu ILUNI FHUI
Berita

Semarak Demokrasi Ceria ala Pemilu ILUNI FHUI

Mengedepankan kekeluargaan dan kekompakan. Menjadi penengah dalam suasana “panas” jelang Pemilu 2019.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit
Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (ILUNI FHUI) menggelar debat calon ketua Iluni FHUI periode 2018-2021 di Jakarta, Jumat (19/8). Para peserta calon calon ketua Iluni FHUI periode 2018-2021 kali ini di ikuti oleh enam orang peserta diantaranya Ibrahin Senen, David M.L Tobing, Achmad Khadafi Munir, Rachmaihut Damanik, Ashoya Ratam dan Arief Wibisono. Foto: RES
Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (ILUNI FHUI) menggelar debat calon ketua Iluni FHUI periode 2018-2021 di Jakarta, Jumat (19/8). Para peserta calon calon ketua Iluni FHUI periode 2018-2021 kali ini di ikuti oleh enam orang peserta diantaranya Ibrahin Senen, David M.L Tobing, Achmad Khadafi Munir, Rachmaihut Damanik, Ashoya Ratam dan Arief Wibisono. Foto: RES

Pemilihan Umum Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Pemilu ILUNI FHUI) menggelar diskusi visi misi enam Calon Ketua Umum, Jumat (19/10). Berlokasi di Ballroom Hotel Atlet Century Park, Jakarta, para alumni almamater kampus hukum tertua di Indonesia berkumpul mendengarkan paparan visi misi dan program kerja calon-calon Ketua Umum periode 2018-2021. Jauh dari nuansa tegang dan saling serang, baik para kandidat maupun pendukungnya diwarnai keceriaan sejak awal hingga akhir acara.

 

Sejak awal, penamaan “diskusi visi misi” pada acara adu gagasan para kandidat di perhelatan Pemilu semacam ini memang tidak lazim. Istilah yang biasanya digunakan adalah “debat kandidat” untuk saling mempertahankan pendapat atas visi misi dan program kerjanya.

 

Begitu pula saat acara berlangsung, antarsuporter terlihat akrab saling berfoto bersama meskipun dari kubu kandidat yang berbeda. Tanpa rasa canggung, mereka berfoto bersama meskipun dengan mengenakan warna-warni atribut jagoan yang berbeda. Bahkan, ketika ada kandidat yang kekurangan jumlah suporter untuk menyuarakan yel-yel, secara spontan para suporter dari kandidat lainnya ikut merapat untuk meramaikan.

 

Menurut penjelasan Ketua Panitia Pemilu ILUNI FHUI, Fahmy Hoessein, acara ini memang tidak bertujuan untuk mempertajam suasana kompetisi. Panitia Pemilu ILUNI FHUI memilih menjadikan acara ini untuk menguatkan suasana kekeluargaan dalam menyongsong kepengurusan ILUNI FHUI yang baru.

 

“Nuansa kompetisi sudah terjadi, (acara) ini dalam rangka pendewasaan mengutarakan pendapat,” kata corporate lawyer ini kepada hukumonline usai acara.

 

Selama 3 jam para kandidat mendapat kesempatan bergiliran untuk memaparkan visi misi dan program kerjanya. Para kandidat juga harus menjawab pertanyaan-pertanyaan wajib yang disediakan Panitia dalam rangka menggali arah kontribusi yang dirancang para kanididat bagi almamater FHUI. Selain itu, para kandidat juga diberi kesempatan untuk saling melemparkan pertanyaan satu sama lain.

 

Penjelasan Fahmy dibenarkan oleh Seradesy Sumardi, Sekretaris Jenderal ILUNI FHUI yang masih menjabat hingga akhir periode November 2018 mendatang. In house counsel yang akrab disapa Desy ini mengatakan acara “diskusi visi misi” menjadi media mempererat kekeluargaan para alumni, khususnya di antara para kandidat beserta para pendukungnya.

 

Meskipun pada dasarnya Pemilu adalah sebuah kompetisi demokratis, kepengurusan ILUNI FHUI periode 2015-2018 yang akan segera berakhir berupaya menghadirkan suasana demokrasi yang diwarnai keceriaan. “Dalam situasi yang terjadi di Indonesia jelang tahun politik mendatang, kami berharap bisa menjadi penengah,” ujar Desy.

 

Siapapun kandidat yang terpilih diharapkan mampu membawa ILUNI FHUI berkarya lebih baik lagi sebagai wadah pengembangan diri para alumni. Secara khusus, ILUNI FHUI diharapkan dapat menggalang lebih banyak lagi kontribusi alumni untuk memajukan almamater mereka. “Yang jelas ikut mendukung FHUI menjadi world class university,” kata Desy.

 

Ia juga berharap siapapun yang terpilih menjadi Ketua Umum ILUNI FHUI berikutnya mampu menjadi sosok yang merekatkan kekompakan di kalangan alumni FHUI. Di tengah pertentangan pilihan politik masyarakat jelang 2019 yang terasa memanas, Desy melihat peran Ketua ILUNI FHUI menjadi penting untuk ikut menghadirkan suasana damai dan persatuan di komunitas alumni FHUI.

 

“Sosok tersebut bisa menjadi pemersatu, bisa menenangkan. Dengan semakin dinamisnya kondisi di masyarakat, sosok ini akan sangat berperan,” katanya.

 

Mewakili kepengurusan ILUNI FHUI periode 2015-2018, Desy menyampaikan apresiasinya kepada para kandidat yang telah berpartisipasi mencalonkan diri. Waktu, tenaga, dan dana yang telah dikeluarkan para kandidat diakui Desy sebagai bentuk kepedulian kepada almamater tercinta. Perlu dicatat, para kandidat Ketua ILUNI FHUI ini adalah profesional hukum dengan tingkat kesibukan tinggi.

 

“Kami sangat menghargai partisipasi mereka. Jangan berhenti sampai di sini. Terpilih atau tidak, bagi saya mereka sudah menjadi pemenang,” ujar Desy.

 

(Baca: Advokat dan Notaris Kondang Perebutkan Kursi Ketua ILUNI FHUI)

 

Dalam pantauan hukumonline, sejumlah in house counsel, lawyer, dan notaris menjadi peserta yang paling mendominasi hadirin pada diskusi visi misi tersebut. Tampak hadir sosok corporate lawyer senior yang juga menjabat Ketua ILUNI FHUI periode 2012-2015, Melli Darsa, sebagai salah satu pemberi sambutan di awal acara.

 

Berikut informasi profil para calon ketua berdasarkan nomor urut peserta Pemilu ILUNI FHUI 2018 yang hukumonline peroleh dari Panitia Pemilu.

 

  1. Ibrahim Senen

Corporate lawyer satu ini lulus dari FHUI pada tahun 1996. Gelar LL.M. dalam bidang International Business Law diraihnya dari Erasmus University, Belanda. Lebih dari dua dekade berkarier, sebagian besar dirintis di firma hukum kenamaan Dermawan & Co. yang berganti nama hingga menjadi Armand Yapsunto Muharamsyah & Partners (AYMP).

 

Selain menjadi advokat, Ibrahim adalah pebisnis yang pernah menjabat Wakil Ketua Komisi Tetap Perdagangan Internasional di Kamar Dagang Indonesia. Ia juga masih aktif sebagai anggota dari Indonesian French Chamber of Commerce and Industry.

 

Pria kelahiran Palembang tahun 1974 ini tercatat sebagai alumni FHUI angkatan 1992 yang pernah aktif sebagai Ketua Koperasi Mahasiswa FHUI pada tahun 1995. Saat ini ia adalah Of Counsel di AYMP sembari mengembangkan berbagai bisnis pribadinya.

 

  1. David Maruhum Lumban Tobing

Advokat yang akrab disapa David Tobing ini sangat kondang sebagai pembela kepentingan konsumen. David yang dilahirkan di Jakarta tahun 1971 tercatat sebagai alumni FHUI angkatan 1990. Lulus dari FHUI pada tahun 1995, David menuntaskan semua jenjang magister hingga doktor di FHUI. Mulai dari program Spesialis Notariat yang dituntaskan tahun 2000, M.Kn. lulus tahun 2005, dan doktor ilmu hukum diselesaikannya tahun 2015.

 

Karier awal David dirintis saat menjadi asisten pembela umum di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. Pada tahun 1999 ia mendirikan kantor hukum miliknya ADAMS & Co. yang terus berkembang hingga sekarang. Selain itu David juga seorang kurator di Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional periode 2013-2016. Kiprahnya dalam perlindungan konsumen pernah membuatnya mendapat penghargaan Tokoh Perlindungan Konsumen Nasional dari Menteri Perdagangan.

 

  1. Achmad Khadafi Munir

Alumni FHUI angkatan 1993 ini adalah kandidat termuda. Lahir di Jakarta pada tahun 1975, pria yang akrab disapa Dafi ini lulus dari FHUI tahun 1999. Jenjang magister ia selesaikan di juga FHUI tahun 2003.

 

Sejak lulus di tahun 1999 Dafi merintis kariernya sebagai advokat di berbagai kantor hukum. Pada tahun 2008 lalu ia mendirikan kantor hukum miliknya Dafi Munir & Partners dan menjabat sebagai Managing Partner sampai sekarang. Dafi tercatat sebagai anggota dari Serikat Pengacara Indonesia, Perhimpunan Advokat Indonesia, Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, dan juga Konsultan Hukum Pasar Modal OJK.

 

  1. Rachmaihut Damanik

Akrab disapa Ihut, advokat yang mengawali karier sebagai in house counsel ini adalah alumni FHUI angkatan 1990. Jenjang magister diselesaikan Ihut juga di FHUI pada tahun 2014 lalu dengan peminatan hukum bisnis.

 

Lulus di tahun 1995, pria kelahiran Jakarta tahun 1970 ini aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan semasa kuliah sarjana. Mulai dari Lembaga Kajian Keilmuan, Persekutuan Oikumene, Jurnal Hukum dan Pembangunan, hingga Teater UI pernah diikutinya. Ihut dikenal sebagai salah satu alumni yang aktif di klub sepak bola ILUNI FHUI yaitu Makara Merah FC.

 

Karier advokat dimulainya setelah lebih dulu menjajaki dunia in house counsel hingga tahun 2000. Sejak tahun 2000 ia beralih menjadi advokat hingga kini berkantor di SRD & Co.Lawyers.

 

  1. Ashoya Ratam

Satu-satunya perempuan dalam Pemilu ILUNI FHUI kali ini, Ashoya berkarier sebagai notaris dan PPAT sejak tahun 2002 khususnya di bidang praktik pasar modal. Lahir pada tahun 1973 di Jakarta, ia tercatat sebagai alumni FHUI angkatan 1991. Lulus dari FHUI di tahun 1996, Ashoya melanjutkan pendidikan di Boston University, Amerika Serikat pada bidang Administrative Study. Sepulang dari Amerika, Ashoya kembali mengambil kuliah di FHUI hingga meraih gelar M.Kn. tahun 2002.

 

Selain ikut menjadi tenaga pengajar di program kenotariatan FHUI, Ashoya aktif sebagai Pengurus Ikatan Notariat FHUI dan juga di Ikatan Alumni UI. Selain itu ia juga aktif menjadi pengurus di organisasi profesi Ikatan Notaris Indonesia dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

 

  1. Arief Wibisono

Birokrat kelahiran Temanggung tahun 1968 ini meraih gelar doktor dari FHUI tahun 2014 silam. Sarjana hukum diraihnya dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro tahun 1992 dan LL.M. dalam bidang Banking and Financial Law dari Boston University, Amerika Serikat tahun 2000. Arief adalah alumni FHUI program doktor angkatan 2007.

 

Mengawali karier sebagai reporter di Harian Bisnis Indonesia selama setahun, Arief beralih menjadi birokrat di Biro Hukum Kementerian Keuangan sejak tahun 1993 hingga saat ini. Jabatan yang diemban sekarang adalah Chief Change Management Officer di Kementerian Keuangan. Sebagai birokrat dengan latar belakang hukum, Arief banyak dilibatkan ikut menyusun dan membahas berbagai RUU sektor keuangan.

 

Tags:

Berita Terkait