Ridwan Kamil Ungkap Rumus Hidup di Era Disrupsi Digital
Terbaru

Ridwan Kamil Ungkap Rumus Hidup di Era Disrupsi Digital

Di setiap disrupsi terdapat sisi positif dan negatif. Maka pemimpin harus mendorong hal positif, tapi harus juga menyiapkan benteng-benteng terhadap sisi negatif.

Fitri Novia Heriani
Bacaan 3 Menit
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Foto: Istimewa

Teknologi Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan buatan yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. Keberadaan AI menimbulkan disrupsi dalam kehidupan Masyarakat. Maka menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, sangat penting beradaptasi agar tidak kalah oleh AI.

"Saya pemimpin Jawa Barat, setiap hari saya beradaptasi. Saat ini saya kaum generalis, saya dulu kaum spesialis arsitektur desain. Sejak jadi pemimpin saya harus pintar segala urusan dari inflasi, AI saya harus pahami," kata Ridwan Kamil saat menjadi keynote speaker dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC) 2023 di Hotel El Royale, Kota Bandung, Rabu (23/8).

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan bahwa Indonesia adalah pengguna internet terbesar yang mencapai per tahun lalu 204 juta dan jumlah nomor telfon selular yang beredar sudah di atas 350 juta. Tak hanya itu, menurut Kang Emil, Indonesia juga negara yang penggunaan telfon selularnya paling lama sedunia yakni mencapai 5,7 jam per hari.

Baca juga:

"Poin saya apa? Di setiap disrupsi ada sisi baik ada the dark side of dessert. Saya Sebagai pemimpin harus mendorong-dorong yang positif, tapi harus juga menyiapkan benteng-benteng terhadap sisi gelap ini dan negara harus siap terhadap hal itu," ungkapnya.

Kang Emil menjelaskan, di Indonesia perputaran ekonomi digital di Indonesia mencapai 220 miliar dolar. "Yang tadinya berjualan fisik sekarang belajar jualan online. Jadi Indonesia itu negara yang paling cepat beradaptasi mengamalkan digital. Negara kita paling cepat urusan bikin apps, nyari jodoh, bisnis, ngutang," jelasnya.

Kang Emil menyebut bahwa yang mengubah lanskap ekonomi adalah digital, sedangkan tugas pemimpin yaitu mengeksklusifkan akses digital. "Maka saya lahirkan banyak inovasi di desa. Tiga disrupsi di Indonesia Pandemi Covid-19, digital, climate crisis distrupsent," sebutnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait