Reformasi Struktural Penting Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Berita

Reformasi Struktural Penting Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

BI memperkirakan, pada kuartal II 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,3 persen.

FAT
Bacaan 2 Menit
Bank Indonesia. Foto: SGP
Bank Indonesia. Foto: SGP
Bank Indonesia (BI) menilai percepatan reformasi struktural merupakan cara penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, reformasi struktural dilakukan agar pertumbuhan ekonomi juga sesuai dengan sasaran.

“Agar pertumbuhan ekonomi kita bisa lebih tinggi dan juga sustainable,” kata Perry di Jakarta, Jumat (6/6).

Menurut Perry, untuk mempercepat pelaksanaan reformasi struktural, perlu ada tiga langkah yang harus dilakukan. Pertama, dengan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hal ini ditandai dengan terus meningkatnya permintaan produksi dari kalangan kelas menengah.

Namun yang terjadi, kata Perry, kemampuan produksi masih terbatas. Alasan ini yang membuat Indonesia melakukan impor. “Akhirnya kita harus impor sejumlah bahan pangan, bahan baku otomotif dan properti. Ini yang menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan,” katanya.

Langkah kedua, Perry melanjutkan, dengan cara pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas antar daerah. Menurutnya, infrastruktur menjadi sarana penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengendalikan inflasi. “Ini harus dilakukan,” tandasnya.

Sedangkan langkah yang ketiga adalah dengan cara melakukan pendalaman pasar keuangan. Langkah ini telah dilaksanakan oleh pemerintah dan BI. Selama ini, kata Perry, pasar keuangan domestik lebih banyak menerbitkan instrumen obligasi pemerintah, medium term note, obligasi korporasi dan saham untuk pembiayaan ekonomi.

Atas dasar itu semua, lanjut Perry, BI memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2014 bisa mencapai 5,3 persen. Tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut lebih dikarenakan faktor konsumsi rumah tangga dan investasi yang konsisten.

“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi (Kuartal II-2014) di level 5,3 persen. Pergerakan konsumsi dan investasi itu masih konsisten dengan pertumbuhan ekonomi 2014,” tuturnya.

Angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2014 tersebut sesuai dengan perkiraan BI sebelumnya. Pada tahun 2014, BI memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,1-5,5 persen. Hal ini lebih rendah jika dibandingkan dengan target pemerintah yang tertuang di APBN 2014 yakni sebesar enam persen.

Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) Ahmadi Noor Supit mengkritik melesetnya sejumlah target pemerintah dalam APBN 2014. Atas dasar itu, ia menawarkan agar segera dibahas APBN-P. Ia khawatir, jika tak segera dilakukan perubahan, dapat terjadi ketidakseimbangan ekonomi di Indonesia.

Sesuai Perkiraan

Terkait target inflasi, Perry mengatakan, inflasi pada tahun 2014 akan berada di kisaran lima persen. Hal ini masih sesuai perkiraan BI sebelumnya yakni 4,5 persen plus minus satu persen. Menurutnya, peningkatan laju inflasi masih akan terus terjadi sepanjang bulan Juni dan Juli.

Peningkatan tersebut lebih dikarenakan faktor musiman menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri (Lebaran). Hal ini kerap terjadi di tiap tahun. Sedangkan pada Agustus, atau seusai Lebaran hingga akhir tahun angka inflasi akan turun. Atas dasar itu, BI meyakini angka inflasi tahun 2014 akan berada di lima persen.

“Kenaikan inflasi pada Juni dan Juli itu faktor musiman, akan turun di Agustus sampai Desember dan akhir tahun yakin 5 persen,” tutup Perry.
Tags:

Berita Terkait