Proyek MRT Dikhawatirkan Terbentur Masalah Pembebasan Lahan
Berita

Proyek MRT Dikhawatirkan Terbentur Masalah Pembebasan Lahan

Proses tender diharamkan cacat karena akan membebankan Pemprov DKI.

CR-9
Bacaan 2 Menit

 

Eddi meyakinkan kereta MRT yang dibeli pemerintah adalah produk terbaru Jepang yang sesuai standar internasional. "Soalnya tujuan Jepang memberikan pinjaman kan juga untuk memasarkan produk mereka," urainya.

 

Karena proyek besar dan dana segunung, Eddi mewanti-wanti pelaksana tender. Dia katakan lancarnya proses ini tergantung kesiapan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemegang izin.

 

"Ini proyek antar pemerintah, PT MRT hanya pelaksana. Jadi Pemprov DKI sangat berperan dalam melaksanakan tender baik masalah dokumen, perizinan, dan lainnya," jelasnya.

 

Apalagi, lanjut Eddi, Pemprov DKI telah menjamin kesinambungan operasional sistem MRT nantinya. Jika dalam operasionalnya terjadi permasalahan, beban biaya akan dimintakan pada Pemprov DKI. "Jadi tidak boleh sembarangan tender."

 

MRT sendiri direncanakan membentang sekitar 108 km yang terdiri dari Koridor Selatan - Utara dan Timur - Barat. Koridor Selatan - Utara membentang dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan sepanjang 21,7 km. Pembangunannya terdiri dari dua tahap.

 

Tahap I menghubungkan Lebak Bulus ke Bundaran HI sepanjang 15,5 km dengan 13 stasiun. Enam diantaranya berada di bawah tanah, sementara tujuh stasiun ditinggikan. Pembangunan tahap I koridor ini akan menjadi contoh pembangunan koridor lainnya.

 

Sementara tahap II Koridor Selatan - Utara menghubungkan Bundaran HI hingga ke Kampung Bandan. Targetnya, pembangunan tahap ini dimulai pada 2014 dan selesai 2020. "Saat ini masih dalam studi kelayakan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional," jelas Eddi.

Tags: