Tahukah anda, ternyata ada korelasi antara profesi dengan berat badan? Beberapa profesi diyakini dapat membuat berat badan orang yang menggeluti profesi tersebut bertambah drastis. Tidak percaya? Silakan simak sebuah hasil survei di Amerika Serikat (AS) yang diprakarsai oleh www.careerbuilder.com, lalu dikutip ulang oleh sebuah laman bursa kerja www.jobs.aol.com.
Awalnya, survei tersebut menemukan bahwa 55 persen responden yang semuanya berasal dari kalangan pekerja tetap, merasa mengalami kegemukan. Lalu, 41 persen dari responden menuding profesi mereka lah yang menjadi biang keladi di balik kegemukan tersebut.
Survei yang diprakarsai CareerBuilder digelar secara nasional dengan metode online. Periode survei dimulai sejak 11 Februari 2013 hingga 6 Maret 2013. Sekitar 3690 responden yang terlibat dalam survei ini adalah mereka yang statusnya pekerja permanen (full time).
Kesimpulan akhirnya, ada delapan jenis profesi yang dapat membuat tubuh orang yang menggelutinya menjadi ‘melar’. Dan salah satu profesi itu adalah praktisi hukum yang bisa meliputi pengacara, jaksa dan hakim.
‘Untungnya’, profesi praktisi hukum tidak menduduki peringkat pertama. Dalam hasil survei itu, profesi praktisi hukum menduduki peringkat enam dengan persentase 48 persen dari 3690, total jumlah responden yang terlibat dalam survei.
Posisi praktisi hukum masih ‘kalah’ dari profesi asisten administratif (sekretaris) dengan 69 persen, insinyur 56 persen, guru/instruktur 51 persen, suster/asisten dokter 51 persen, dan manajer teknologi informasi 51 persen. Tetapi, posisi praktisi hukum berada di atas profesi operator mesin 45 persen dan ilmuwan 39 persen.
Dijelaskan CareerBuilder, secara umum profesi yang dapat membuat gemuk identik dengan suasana kerja yang stres dan posisi duduk yang terlalu lama. Profesi praktisi hukum termasuk kategori itu karena mereka biasa membaca dokumen ‘super tebal’ yang harus dipelajari dengan teliti. Kegiatan inilah yang diyakini menjadi penyebab stres.
“Penambahan berat badan biasanya berasal dari kombinasi antara perilaku makan yang buruk dan minimnya kegiatan olahraga karena padatnya jadwal bekerja,” papar Rosemary Haefner, Deputi Presiden CareerBuilder bidang SDM.
Lebih detail, dalam survei juga terungkap beberapa penyebab penambahan berat badan di lingkungan kerja. Penyebab paling tinggi, dijawab oleh 56 persen responden, adalah duduk di kursi seharian. Lalu, 35 persen responden menjawab penyebab kegemukan adalah “makan akibat stres”. Penyebab berikutnya, dijawab oleh 26 persen responden, adalah makan di luar secara reguler.
Untuk mencegah kegemukan dan agar tubuh selalu merasa fit, CareerBuilder memberikan sejumlah tips. Pertama, sering-seringlah berjalan kaki. CareerBuilder menyarankan agar pekerja memperbanyak porsi jalan mulai dari berangkat kerja, di lingkungan kerja, hingga pulang kantor.
Misalnya, pekerja yang menggunakan transportasi umum seperti bis, disarankan saat berangkat ke kantor turun di halte yang agak jauh. Dari situ, pekerja disarankan berjalan kaki menuju kantor. Atau contoh lainnya, pekerja disarankan berkomunikasi dengan kolega di kantor dengan cara langsung mendatangi meja kolega ketimbang berkomunikasi via email. Dengan komunikasi langsung, maka pekerja memiliki kesempatan untuk berjalan kaki dari mejanya ke meja kolega.
Tips-tips berikutnya antara lain sering-sering minum air putih agar tubuh selalu merasa kenyang sekaligus mengurangi konsumsi kalori; membawa makanan sendiri dari rumah sehingga ada kesempatan untuk memilih menu makanan yang sehat; konsumsi buah dan sayuran; dan mengatur pola makan yang baik.
Setelah rampung membaca artikel ini, lalu bagaimana dengan kondisi anda, para praktisi hukum Indonesia? Merasa gemukkah diri anda? Kalau iya, hasil survei CareerBuilder patut dijadikan pegangan agar praktisi hukum Indonesia, khususnya pengacara, memiliki nasib yang ‘lebih baik’ dari praktisi hukum AS. Ya, setidaknya lebih baik dari aspek berat badan.
Sumber:
www.careerbuilder.com
www.jobs.aol.com
www.abajournal.com