Presiden Minta Kasus Baku Tembak Polisi Diusut Tuntas Secara Transparan
Utama

Presiden Minta Kasus Baku Tembak Polisi Diusut Tuntas Secara Transparan

Pengusutan secara tuntas dan transparan tersebut penting untuk dilakukan agar tidak ada keragu-raguan dari masyarakat terhadap peristiwa tersebut. Polri juga harus bisa menjaga kepercayaan publik pada institusinya.

Fitri Novia Heriani
Bacaan 2 Menit
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Foto: RES
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Foto: RES

Kasus baku tembak antar anggota Polri yang menewaskan Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat menjadi perhatian publik dalam waktu sepekan ini. Buntut dari kasus ini Irjen Pol Ferdy Sambo dinonaktifkan sementara. Namun menariknya, Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar (Kombes) Pol Budhi Herdy Susianto juga turut dinonaktifkan dari jabatannya.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo menuturkan penonaktifan kedua perwira itu dalam upaya menjaga tranparansi, objektivitas, dan akuntabilitas dalam mengungkap kasus baku tembak dua pekan lalu. Tim khusus bentukan Kapolri terus bekerja dalam upaya pengungkapan kasus tersebut demi marwah institusi korps bhayangkara

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan atas perkembangan insiden baku tembak antarpolisi di rumah eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang terjadi pada Selasa (8/7) lalu. Saat ditanya tanggapannya mengenai penemuan rekaman CCTV atas peristiwa tersebut, Presiden menegaskan agar kasus tersebut diusut tuntas dengan transparan.

Baca Juga:

“Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya, jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan,” tegas Presiden Jokowi dikutip dari laman resmi Setkab, Kamis (21/07).

Jokowi juga menegaskan bahwa pengusutan secara tuntas dan transparan tersebut penting untuk dilakukan agar tidak ada keragu-raguan dari masyarakat terhadap peristiwa tersebut. Menurutnya, Polri juga harus bisa menjaga kepercayaan publik pada institusinya.

“Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keraguan-keraguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga, kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga,” imbuhnya.

Sebelumnya, pengusutan kasus tewasnya Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J mengalami perkembangan setelah Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengumumkan bahwa pihaknya menemukan bukti petunjuk CCTV. Menurutnya, CCTV tersebut akan didalami oleh tim khusus yang telah dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Rekaman CCTV yang ditemukan di sepanjang jalan tempat kejadian perkara baku tembak, kediaman dinas Kadiv Propam di bilangan Jakarta Selatan. CCTV itu pun sedang dalam pemeriksaan di laboratorium forensik (Labfor) untuk dapat mengetahui konstruksi peristiwa sebenarnya yang menewaskan Brigadir J pada Jumat (8/7) pekan lalu. “Ada, tapi saat ini masih di Labfor,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (21/7).

Menariknya, rekaman CCTV pun di lokasi kejadian dalam rumah dinas Kadiv Propam berhasil ditemukan penyidik. Berbeda dengan penyelidikan awal, CCTV dinyatakan tidak ditemukan rekaman dengan alasan CCTV rusak. Meski demikian, tim khusus terus bekerja keras membuka tabir dan motif peristiwa baku tembak tersebut.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Brigjen Pol Andi Rian Djajadi menambahkan sejumlah bukti baru berupa rekaman CCTV sedang diteliti di Labfor. Rekaman CCTV pun memerlukan sinkronisasi dan kalibrasi dalam melihat konstruksi peristiwa yang terekam di dalamnya.

“Tentunya ini harus melalui proses yang dijamin legalitasnya. Jadi bukan berdasarkan apa maunya penyidik, tapi berdasarkan data dan meta data dari CCTV itu sendiri,” ujar jenderal polisi bintang satu itu.

Tags:

Berita Terkait