Presiden Gelar Rapat Koordinasi Pelaksanaan Pilpres
Berita

Presiden Gelar Rapat Koordinasi Pelaksanaan Pilpres

Dalam rangka menyamakan persepsi dan sinergitas.

ANT
Bacaan 2 Menit
Presiden Gelar Rapat Koordinasi Pelaksanaan Pilpres
Hukumonline
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuka secara resmi rapat koordinasi pemantapan pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 di Sentul International Convention Center, Bogor, Selasa.

Rapat koordinasi tersebut diikuti oleh para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pemilihan presiden yaitu gubernur, bupati dan wali kota, pangdam, kapolda, pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Mabes TNI, Kejaksaan Agung, Mabes Polri, pengurus Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan panwaslu kabupaten dan kota seluruh Indonesia, serta institusi terkait.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan penyelenggaraan rapat ini memiliki arti penting dan strategis bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Rakornas ini merupakan implementasi dari pasal 126 UU No 15/2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum.

SBY melanjutkan, "Maksud dan tujuan Rakornas adalah sebagai upaya menyamakan persepsi guna mensinergikan antar pemangku kepentingan untuk memperkuat dan memantapkan fungsi koordinasi bagi suksesnya pemilihan presiden dan wakil presiden 2014."

SBY dalam sambutannya mengatakan, rakornas ini penting dalam menyongsong pemilihan presiden yang akan dilakukan pada 9 Juli 2014 nanti. "Untuk membulatkan dan menyatukan tekad dan upaya kita untuk menyukseskan pemilu presiden dan wakil presiden yang pemungutan suaranya insyaalah dilaksanakan pada 9 Juli 2014," katanya.

Lautan Fitnah
SBY mengharapkan kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 tidak mengumbar "kampanye hitam" dan menjadikannya lautan fitnah.

"Dalam pelaksanaan pemilu, suhu politik pasti meningkat, memanas, dan akhirnya panas. Itu hukum politik di negara mana pun, dalam kesempatan di era apa pun. Karena itu, cegah tindakan-tindakan yang bisa menimbulkan kecurigaan dan tuduhan tidak perlu apalagi kalau lantas menimbulkan fitnah. Mari kita selamatkan negara kita tidak menjadi lautan fitnah," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden mengatakan, fitnah merupakan musuh bagi semua agama. "Fitnah lebih kejam dari pembunuhan," katanya.

Presiden mengatakan kampanye negatif pasti terjadi di negara mana pun, dalam pemilu apa pun, tapi 'black campaign' (kampanye hitam) atau fitnah, sebaiknya tidak dilakukan.

"Masyarakat belum tentu tahu itu fitnah atau 'black campaign', barangkali ada yang percaya seolah-olah itu benar, kalau itu kita lakukan berarti kita berdosa, kita bersalah karena saudara kita mendapatkan info yang tidak pernah ada kebenarannya," katanya.

Presiden dalam kesempatan tersebut juga mengingatkan media massa tetap akurat, konstruktif, adil dan berimbang dalam pemberitaan.

"Mudah diucapkan, tapi tidak mudah dilakukan oleh teman-temen pers dan pemilik media," kata Presiden.

Presiden mengajak media massa turut menyukseskan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014, seperti yang pernah dilakukan dalam pemilu-pemilu sebelumnya.
Tags:

Berita Terkait