​​​​​​​Potret Pro Bono Kantor Hukum Indonesia 2020
Pro Bono Champions 2020:

​​​​​​​Potret Pro Bono Kantor Hukum Indonesia 2020

Mulai dari mengadministrasikan praktik pro bono hingga menangani klien pro bono yang terdampak Covid-19.

Aji Prasetyo
Bacaan 3 Menit
Hukumonline
Hukumonline

Hukumonline baru saja mengumumkan Pro Bono Award 2020. Dalam penganugerahan ini terdapat 9 pemenang yang dipilih dari 27 nominator di 9 kategori yang dipertandingkan. Total terdapat 70 kantor hukum yang bisa dijadikan responden dalam survei tahunan yang selalu digelar Hukumonline sejak tahun 2018 ini.

"Pro Bono 2020 Champions yang diselenggarakan oleh Hukumonline merupakan bentuk apresiasi kepada para advokat dan kantor-kantor advokat yang telah berdedikasi dalam menjalankan kewajiban pro bono sepanjang periode September 2019 hingga Agustus 2020," kata Chief Content Officer Hukumonline, Amrie Hakim saat membuka Hukumonline Pro Bono Award 2020, Kamis (16/12).

Amrie mengatakan, seluruh kantor hukum diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini yang diwakili oleh satu responden. Di samping itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengetahui gambaran sejauh mana kultur pro bono telah diterapkan oleh kantor hukum responden.

Survei kali ini merupakan tahun ketiga yang diselenggarakan Hukumonline. Pertama kali survei digelar pada tahun 2018 dan berlanjut ke tahun 2019. Seperti survei-survei tahun sebelumnya, dalam survei kali ini, seluruh pengguna dan pembaca Hukumonline yang berlatar belakang advokat dapat mengikuti survei.

Dalam laporannya, Editor in Chief Hukumonline Fathan Qorib mengatakan, dari 115 data yang masuk, pada survei tahun ini sebanyak 70 kantor hukum yang datanya lengkap dan bisa dijadikan responden survei. Angka 70 responden ini sama pada saat Hukumonline Pro Bono Award tahun 2019 lalu.

Ke-70 kantor hukum tersebut memiliki jumlah advokat yang beragam, mulai dari 1 orang hingga terbanyak 131 advokat dalam satu kantor hukum. Total advokat dari 70 kantor hukum tersebut adalah 1065 advokat dengan jumlah sebanyak 721 advokat atau 67% yang melakukan kegiatan pro bono sepanjang periode September 2019 hingga Agustus 2020.

Ia sadar bahwa jumlah kantor hukum dan advokat tersebut belum mewakili dari seluruh jumlah advokat dan kantor hukum di Indonesia. Menurutnya, survei yang digelar Hukumonline ini dibuka seluas-luasnya melalui platform Hukumonline dan diberikan waktu 1 bulan bagi seluruh kantor hukum atau advokat untuk mengisi survei.

"Hasilnya, dari 115 calon responden yang mengisi survei, setelah dipilah kelengkapan data dan divalidasi, hanya 70 kantor hukum yang menjadi responden survei tahun ini. Sisanya terdapat lembaga bantuan hukum, tidak valid dan tidak lengkap pengisiannya," tutur Fathan.

Kultur Pro Bono

Salah satu tujuan dalam survei ini adalah untuk melihat penerapan kultur pro bono pada kantor hukum responden. Pengadministrasian praktik pro bono merupakan hal yang penting sebagai bentuk dokumentasi kegiatan. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa 42 responden dari total responden sebanyak 70 atau 60% memiliki staf pada kantor hukumnya untuk mengadministrasikan setiap kegiatan pro bono yang dilakukan. Sisanya, sebanyak 28 responden atau 40% tidak memiliki staf untuk pengadministrasian kegiatan tersebut.

Hukumonline.com

Survei juga memotret mengenai mekanisme pelaporan kegiatan pro bono di tiap kantor hukum. Dari total 70 responden, hasilnya pun beragam. Misalnya, terdapat 14 responden atau 20% memiliki mekanisme pelaporan setiap 6 bulan sekali. Kemudian, sebanyak 16 responden atau sebesar 22,9% mekanisme pelaporan setiap 1 tahun sekali. Lalu, 19 responden atau sebesar 27,1% tidak memiliki mekanisme laporan. Dan sisanya, sebanyak 21 responden atau 30% memiliki laporan bervariasi (lain-lain). Pencatatan yang baik ini menunjukkan mayoritas responden adalah kantor hukum yang tertib administrasi.

Hukumonline.com

Kegiatan praktik pro bono oleh advokat pada kantor hukumnya masing-masing berasal dari beragam bersumber. Berdasarkan jawaban responden, dari total 70 responden diketahui bahwa sumber permintaan tertinggi untuk kegiatan pro bono adalah berasal dari anggota keluarga/teman sebesar 72,9%. Urutan kedua atau 67,1% berasal dari internal kantor hukum/klien pro bono datang sendiri.

Kemudian, 58,6% dari klien, sebanyak 38,6% dari Lembaga Swadaya Masyarakat. Lalu, 34,3% dari Lembaga Bantuan Hukum, sebanyak 32,9% dari lembaga/organisasi keagamaan, 24,3% dari advokat/kantor hukum lain, 21,4% dari program pro bono organisasi advokat dan berikutnya permintaan paling rendah yaitu dari hakim atau pengadilan yakni 14,3%.

Hukumonline.com

Menyikapi kondisi dunia terkait pandemi Covid-19 yang membawa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat pada umumnya, di berbagai sektor, maka pada Survei Pro Bono 2020, juga turut digali gambaran apakah terdapat tantangan pada kegiatan pro bono terkait kondisi pandemi Covid-19 dan apakah kantor hukum juga melakukan kegiatan pro bono untuk kasus yang terdampak Covid-19.

Berdasarkan survei, terdapat 24 kantor hukum responden atau sebesar 34,3% yang menangani klien pro bono yang terdampak Covid-19. Sementara itu, terdapat 41 atau sebesar 58,6% kantor hukum menjawab terdapat tantangan pada kegiatan pro bono dalam masa pandemi Covid-19.

Hukumonline.com

Tags:

Berita Terkait