“Setiap sekolah ada polisi berseragam atau tidak, yang gunanya untuk antisipasi pelanggaran,” ujarnya di Gedung Mabes Polri, Senin (14/4).
Menurutnya, petugas kepolisian yang ditempatkan di sekolah sebanyak dua orang. Jumlah petugas itu dinilai cukup lantaran pelaksanaan ujian nasional dilakukan setelah pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum Legislatif (Pileg). Polri sebelumnya terkonsentrasi terhadap pengamanan Pemilu. “Sehingga kita bisa backup,” ujarnya.
Mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat itu menghimbau agar para siswa tidak mudah percaya dengan adanya kunci jawaban terhadap soal ujian nasional. Ia juga berharap agar siswa tidak mencontek, bahkan menggunakan joki dalam pelaksanaan ujian nasional. “Dengan kunci jawaban yang beredar itu menyesatkan,” katanya.
Selain itu, Agus meminta agar pihak sekolah tak perlu khawatir dengan keberadaan petugas kepolisian. Pasalnya itu tadi, untuk meminimalisir pelanggaran. “Tidak usah khawatir dengan polisi, karena membantu pihak sekolah,” pungkasnya.