Selain kelompok Arif dan Nur Rohman, kepolisian juga masih memantau sejumlah jaringan teroris lain di tanah air. Namun polisi enggan mengungkapkan.
Perburuan kepolisian terhadap jaringan teroris di luar kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) masih terus berlanjut. Lepas keberhasilan operasi perburuan yang menewaskan pemimpin MIT, Santoso alias Abu Wardah, Polri kini memburu jaringan teroris kelompok Arif Hidayat dan Nur Rohman yang diduga merupakan sel teror yang masih aktif di Indonesia.
"Ada. pengembangan kelompok Arif Hidayat yang di Bekasi, kemudian kelompok Nur Rohman," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/7).
Arif Hidayat merupakan seorang tersangka teroris yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, pada Desember lalu. Arif ditangkap di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Taman Harapan Baru.
Menurut polisi, Arif bertugas sebagai koordinator dan memfasilitasi orang Indonesia yang ingin berperang di Suriah bersama ISIS. Sedangkan Nur Rohman merupakan pelaku bom bunuh diri di depan Mapolresta Surakarta pada 5 Juli 2016.
Nur Rohman merupakan buron dalam kasus terorisme di Bekasi pada Desember 2015. Kala itu, polisi bisa menangkap tujuh orang. Namun, Nur Rohman berhasil melarikan diri dan akhirnya melakukan peledakan bom bunuh diri di Markas Polresta Surakarta.
Selain kelompok Arif dan Nur Rohman, kepolisian juga masih memantau sejumlah jaringan teroris lain di tanah air. Namun polisi enggan mengungkapkan nama jaringan yang tengah dipantau tersebut. "Masih ada beberapa hasil pengembangan yang masih terus kami pantau juga," kata Boy.
Senin lalu, Satgas Tinombala yang terdiri dari gabungan prajurit TNI dan Polri terlibat baku tembak dengan kelompok teroris Santoso di Pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 17.00 WITA. Dalam baku tembak itu Satgas Operasi Tinombala berhasil menewaskan Santoso alias Abu Wardah serta seorang pengikutnya, Mukhtar alias Kahar.