Pertamina Jamin Tak Ada Penimbunan BBM Jelang Kenaikan Harga
Berita

Pertamina Jamin Tak Ada Penimbunan BBM Jelang Kenaikan Harga

Menteri ESDM yakinkan stok BBM aman dan meminta masyarakat tidak usah khawatir.

KAR
Bacaan 2 Menit
SPBU. Foto: SGP (Ilustrasi)
SPBU. Foto: SGP (Ilustrasi)

Satu buah mobil pick up dan dua bus metro mini tiba-tiba berhenti di depan gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Kamis (6/11) sore. Tak berapa lama, puluhan orang turun dari kendaraan yang terparkir itu. Kebanyakan dari mereka adalah remaja.

Beberapa orang yang turun dari mobil terlihat membawa bendera merah-putih. Beberapa orang lainnya membagikan siaran pers yang ditandatangani oleh Ketua Presidium KOMPAK Haris Pertama. Kemudian, terdengar suara tegas dari mobil pick up, lantang berorasi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Kami menolak kenaikan harga BBM bersubsidi," tandas pemimpin demonstrasi.

Sementara itu, di dalam siaran pers yang dibagikan, tertulis kritik atas penunjukan Sudirman Said sebagai Menteri ESDM. Haris Pratama menilai, penunjukan Sudirman mengejutkan banyak pihak. Dalam penilaian KOMPAK, Sudirman adalah antek-antek asing yang tidak berpihak pada rakyat.

Sementara itu, Sudirman Said, enggan berkomentar terhadap isu kenaikan harga BBM bersubsidi. Ia menolak membicarakan rencana yang santer disebut akan segera direalisasikan dalam waktu dekat ini. Sudirman hanya menegaskan, stok BBM aman, sehingga masyarakat tak perlu khawatir.

"Bisa enggak bahas listrik dulu? BBM nanti saja. Yang penting stok BBM aman, masyarakat tidak usah khawatir," jelas Sudirman.

Fenomena kepanikan masyarakat terhadap isu kenaikan harga BBM bersubsidi terlihat dari melonjaknya konsumsi terhadap premium. Secara merata, di seluruh wilayah Indonesia terjadi peningkatan konsumsi pada produk subsidi tersebut sebesar 12%.

"Lonjakan konsumsi ini tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Per harinya konsumsi BBM bersubsidi mencapai 90 ribu per liter,” ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya.

Bila dikalkulasi, kata dia, konsumsi BBM bersubsidi jenis Premium selama isu penaikan harga ini mencapai 44 ribu liter per hari. Di sisi lain, Hanung mengatakan bahwa lonjakan konsumsi hanya terjadi terhadap Premium. Menurutnya, konsumsi solar masih terbilang stabil. Hanung membeberkan, sampai saat ini konsumsi rata-rata BBM bersubsidi jenis solar mencapai 46 ribu liter per hari.

“Konsumsi solar tersebut, masih terbilang normal ketimbang penyerapan BBM bersubsidi jenis Premium di masyarakat,” tambahnya.

Kendati terjadi peningkatan konsumsi selama isu penaikan harga, Hanung menyatakan bahwa Pertamina tetap menjamin ketersediaan stok BBM bersubsidi. Ia memprediksi, Pertamina masih memiliki stok hingga pertengahan bulan ini. Oleh karena itu, ia juga meminta masyarakat untuk tidak panik dan berspekulasi membeli BBM bersubsidi.

"Stok BBM secara nasional aman. Untuk Premium dan solar aman. Kami meminta agar masyarakat tak melakukan panic buying dan berspekulasi dalam membeli BBM bersubsidi," papar dia.

Hanung juga memastikan tak aka nada penimbunan selama BBM bersubsidi belum dinaikkan. Sebab, setiap SPBU sudah dipasangi totalisator yang akan memberikan keterangan berapa banyak jumlah BBM bersubsidi di Pom Bensin tersebut. Bahkan menurutnya, setiap SPBU langsung dapat dipantau Pertamina.

“Dengan demikian, tidak akan ada satu pun SPBU yang melakukan penimbunan BBM. Segala bentuk kekurangan persediaan dapat diantisipasi sejak awal,” tambahnya.

Tags:

Berita Terkait