Perhatikan Poin Keterbacaan dalam Penulisan Jurnal Internasional
Utama

Perhatikan Poin Keterbacaan dalam Penulisan Jurnal Internasional

Pastikan jurnal bisa dibaca sebagai bahan bacaan dengan mudah, baik substansi maupun bahasanya.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit
Akademisi Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, Saru Arifin, dalam Coaching Clinic Menembus Jurnal Internasional bagi Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Senin (1/7). Foto: WIL. Foto: WIL
Akademisi Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, Saru Arifin, dalam Coaching Clinic Menembus Jurnal Internasional bagi Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Senin (1/7). Foto: WIL. Foto: WIL

Agar pesan penulis dapat dipahami oleh pembaca diperlukan prasyarat tertentu bagi sebuah bahan atau materi bacaan. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah tingkat keterbacaan bahan itu sendiri.

Saru Arifin, akademisi Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang berbagi kiat dalam menulis jurnal internasional bereputasi. Salah satu yang ditekankan adalah penulis harus memastikan aspek keterbacaan karya ilmiahnya sudah baik.

“Baik substansi maupun bahasanya, penulis harus pastikan jurnal terbaca dengan baik,” ujar Saru dalam Coaching Clinic Menembus Jurnal Internasional bagi Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Senin (1/7).

Baca juga:

Keterbacaan atau readability adalah seluruh unsur yang ada dalam teks. Termasuk pula di dalamnya soal interaksi antarteks yang membantu pembaca dalam memahami materi. Misalnya dalam membantu pembaca mampu memahami teks pada kecepatan membaca yang optimal.

Keterbacaan berkaitan dengan keseluruhan unsur yang ada dalam teks atau materi bacaan. Ada lima cara untuk menentukan keterbacaan teks yaitu penilaian subjektif para ahli, metode tanya jawab, formula keterbacaan, carta, dan tes cloze.

Indeks keterbacaan berhubungan signifikan dengan pemahaman. Formula ini dapat dipakai untuk memprediksi tingkat kesukaran atau kemudahan bisa dipahaminya materi jurnal oleh pembaca.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait