Ia melanjutkan, saat ini melek teknologi bagi advokat menjadi salah satu hal paling krusial yang mau tidak mau harus dipahami oleh anggota PERADI SAI. Juniver menjelaskan, saat ini anggotanya sebanyak 20% beracara di pengadilan dan 80% anggota Peradi SAI sudah menggunakan digital untuk menunjang pekerjaannya.
Perubahan digital maupun aplikasi yang digunakan oleh Mahkamah Agung dan aparat penegak hukum lain sudah sangat maju, untuk itu, PERADI SAI mengikuti dan mengajak anggota PERADI SAI lainnya untuk mengikuti.
“Kalau tidak nanti kasian, tertinggal,” kata dia.
Saat ini, PERADI SAI menjadi contoh bagi Peradi-Peradi lainnya dalam menggunakan digital sebagai kewajiban yang harus dikuasai oleh setiap advokat dalam menjalankan tugas dan tangungjawab profesi.
“IT adalah program terdepan dan unggulan PERADI SAI yang kami kedepankan karena kami harus menyesuaikan koordinasi dan informasi yang mendukung para advokat melaksanakan tanggung jawab dan profesi dalam melayani para pencari keadilan,” tuturnya,
Ke depannya, PERADI SAI akan mempertahankan program teknologi informasi untuk memberitahukan masyarakat umum mengenai program unggulan dan terdepan yang dimiliki oleh PERADI SAI.